Penjual Daging Sapi Jakarta Mogok Jualan, Para Pedagang Bakso Jabodetabek Tak Bisa Beroperasi

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu pedagang daging sedang memotong potongan daging sapi untuk dijual di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Selasa (19/1/2021) siang.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Para pedagang bakso di daerah Jabodetabek tak bisa beroperasi.

Hal ini merupakan dampak dari aksi mogok penjual daging sapi di Jakarta.

Alhasil para pedangan lain yang menjual produk olahan daging kena imbasnya karena kesulitan mencari bahan baku.

Dikutip dari Kompas.com, sebanyak 60 persen pedangan bakso di Jabodetabek sudah tak berjualan lagi.

"Hampir 60 persen di Jabodetabek. Sudah tak beroperasi sejak tiga hari lalu," kata Ketua Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso (Papmiso) Maryanto saat dikonfirmasi, Jumat (22/1/2021).

Dia menjelaskan, biasanya para pedagang bakso sebenarnya tetap bisa berjualan.

Baca: 5 Ide Kuliner Unik yang Terinspirasi TikTok, Ada Daging Vegan yang Terbuat dari Wortel

Baca: Hentikan Kebiasaan Cuci Daging Ayam Mentah dan Telur Sebelum Dimasak: Jadi Pemicu Beberapa Penyakit

Suasana di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/1/2021). Meroketnya harga daging sapi membuat para pedagang mogok jualan. (TribunJakarta/Annas Furqon Hakim)


Namun dengan konsekuensi mendapatkan daging seharga Rp 125 ribu per kilogram.

Akan tetapi Maryanto menilai harga tersebut terlalu mahal.

Jika tetap ingin berjualan, maka para pedagang bakso harus menaikkan harga per porsinya.

"Sementara kalau kita naikan produk kita, ya kehilangan pembeli. Tapi kalau harga enggak kita naikan, ya kita enggak dapat untung," kata Maryanto.

Menurut Maryanto, akar permasalahannya ini berawal dari tingginya harga daging per karkas yang dijual di Rumah Pemotong Hewan (RPH).

Tingginya harga jual di RPH membuat para pedagang daging di pasar kesulitan menjual kembali ke masyarakat.

Salah satu pedagang daging sedang memotong potongan daging sapi untuk dijual di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Selasa (19/1/2021) siang. (KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL)


Karena kondisi itulah, Maryanto berharap pemerintah pusat segera mencarikan solusi agar harga daging sapi bisa kembali normal.

"Kita sudah audiensi dengan Pemerintah Kota Bekasi, biar dijembatani dengan pemerimtah pusat agar memberikan kebijakan untuk menstabilkan harga daging di pasar," jelas dia.

TB. Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI sebelumnya mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulan terakhir.

Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.

"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000 per kilogram per karkas.

Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000.00," kata dia.

Suasana kios daging sapi di Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, Rabu (20/1/2021). (kompas.com/Walda Marison)


Dengan tingginya harga daging, para pedagang kesulitan menjual ke warga yang kondisi ekonominya sulit di tengah pandemi.

Naiknya harga daging sapi sejak beberapa bulan lalu, berdampak pada kondisi pedagang.

Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer