Catatan Miring Akhir Jabatan Trump: Langgar Tradisi Gedung Putih, Tak Dapat Penghormatan Ala Militer

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YUMA, AZ - 18 AGUSTUS: Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum kampanye di The Defense Contractor Complex pada 18 Agustus 2020 di Yuma, Arizona. Trump mengecam calon calon dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden karena bersikap lunak terhadap imigrasi ilegal ketika Demokrat mengadakan konvensi mereka minggu ini dari jarak jauh dari Milwaukee. Ratusan orang mengantre dalam suhu 104 derajat untuk melihat presiden, banyak yang tanpa topeng atau menjaga jarak dari yang lain, menurut laporan yang diterbitkan. Ukuran kerumunan di dalam hanggar terbatas untuk mengangguk pada pandemi yang sedang berlangsung yang telah melanda Kabupaten Yuma dengan sangat keras.

Tak Dapat Penghormatan Ala Militer

Media Lokal AS melaporkan pada pekan lalu, tak akan ada penghormatan 21 senjata yang akan mewarnai acara perpisahan Donald Trump.

Diberitakan Tribunnews, alasannya Trump dianggap melakukan pelanggaran tradisi.

Pentagon dikabarkan telah menolak permintaan pemerintah untuk menggelar upacara bergaya militer tradisional.

Upacara perpisahan untuk Trump akan digelar pada Rabu pagi (20/1/2021) waktu setempat, sebelum Presiden terpilih Joe Biden mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden AS berikutnya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada rilis resmi apakah jadinya akan ada upacara 21 senjata untuk Trump atau tidak.

Trump sendiri mengatakan tak akan datang ke acara pelantikan.

Karenanya, Wakil Presiden Mike Pence diharapkan menghadiri acara tersebut untuk mewakili Trump.

Polemik Grasi untuk Diri Sendiri

Baca: Bos Twitter Sedih Blokir Akun Donald Trump: Keputusan Tepat Tapi Sebuah Kegagalan

Baca: Pendemo Wanita Gasak Laptop Nancy Pelosi saat Gedung Capitol Rusuh, akan Dijual ke Mata-mata Rusia

Dalam sebuah wawancara via telepon, Minggu (29/11/2020), yang pertama kalinya Donald Trump lakukan sejak hari pemilihan, Trump memberi tuduhan baru yang menyatakan bahwa FBI dan Departemen Kehakiman AS terlibat dalam kecurangan Pilpres AS yang menguntungkan saingannya, Joe Biden. (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)

Pada awal Januari 2021, Donald Trump mengklaim punya hak untuk memberikan grasi bagi diri sendiri.

"Seperti yang telah dinyatakan oleh banyak sarjana hukum, saya memiliki hak mutlak mengeluarkan grasi untuk diri saya," kicaunya di Twitter.

"Tapi mengapa saya harus melakukannya kalau saya tidak melakukan kesalahan apa pun," lanjut Trump.

Kala itu, Sekretaris Pers Sarah Sanders tak menjawab pertanyaan wartawan yang meminta penjelasan pandangan tentang presiden dapat memberikan grasi pada dirinya sendiri.

"Beruntungnya, presiden tidak melakukan kesalahan apa pun dan tidak membutuhkan grasi," begitu jawaban Sanders, dikutip Kompas.com.

"Tentu saja, tidak ada yang kebal hukum," ucapnya, setelah terus dicecar pertanyaan oleh jurnalis.

"Ini argumen konstitusional yang benar-benar menarik mengenai 'dapatkah presiden mengampuni dirinya sendiri?'", ucapnya.
"Saya pikir percabangan politik itu akan sulit. Mengampuni orang lain adalah satu hal.

Memaafkan diri sendiri adalah hal lain," imbuhnya.

Tampaknya Donald Trump benar-benar tak ingin menyalahgunakan wewenangnya.

Hingga berita ini ditulis, dia tak mengisyaratkan akan menggunakan hak pengampunannya untuk diri atau keluarganya sendiri.

Baca: Rawan Blunder, Donald Trump Bungkam dan Sembunyi dari Media Sejak Kerusuhan di Gedung Capitol

Baca: Gladi Bersih Pelantikan Joe Biden Kacau: Kebakaran Biasa Dikira Bom, Peserta Gladi Berlari Panik

Kendati demikian, bukan berarti masalah grasi berjalan mulus.

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer