Belum Dapat Bantuan, Puluhan Warga di Majene Harus Tinggal di Kandang Ayam karena Belum Ada Tenda

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan pengungsi gempa di Majene tepaksa tinggal di kandang ayam, Minggu (17/1/2021).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dalam keadaan terpaksa karena belum ada tenda darurat, puluhan warga asal Maliaya, Majene, Sulawesi Barat, harus tinggal di kandang ayam.

Puluhan warga menggelar terpal dan tinggal di kandang ayam karena belum kunjung mendapat bantuan tenda.

Kejadian tersebut viral setelah Kepala Desa Maliaya, Masri, mengunggahnya di Facebook.

Ia mengaku jika dirinya dan warganya sangat membutuhkan tenda darurat pascagempa berkekuatan magnitudo 6,2 terjadi beberapa waktu lalu.

"Izin, kami butuh tenda, kasihan warga saya yang tinggal di kandang Ayam Potong Posko Desa Maliaya. Ada yang jual tenda, hubungi saya Kades Maliaya," tulis Masri di unggahan postingan Facebook.

Meskipun pada Minggu (17/1/2021), Masri mengaku sudah ada batuan tenda yang datang.

Namun belum semua warga mendapatkannya.

Warga, lanjut dia, membutuhkan tenda yang layak untuk berteduh.

Baca: Pengakuan Pengungsi Gempa Majene, Bantuan Hanya untuk Tenda Besar, Telantar Kesulitan Logistik

Baca: BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan di Sulawesi Barat

Masri sangat mengharapkan bantuan pemerintah dan relawan kepada warganya.

Pascagempa sejak Kamis, warga Majene panik dan ketakutan. Mereka memilih meninggalkan rumah sehingga daerah setempat kosong.

Mereka khawatir akan ada gempa susulan yang lebih besar. Apalagi rentetan gempa masih terjadi di wilayah itu hingga hari ini.

Penyaluran logistik dijaga ketat polisi

Kepala Bagian Operasi AKP Ujang Saputra mengatakan, bantuan logistik yang akan disalurkan di Majene, bakal dikawal ketat.

Pengawalan tersebut dilakukan sebagai mengantipasi penjarahan di jalan.

Selain itu, pengawalan juga dilakukan sebagai antisi[asi mendistribusian bantuan agar merata.

"Untuk itu, kami kawal setiap logistik bantuan yang akan melintas dengan harapan bantuan tersalurkan secara merata," tuturnya.

Teknis pengawalan sendiri dilakukan dua kali yaitu pagi jam 09.00 Wita dan sore jam 15.00 Wita sehingga bantuan yang masuk tersalurkan dengan tertib dan merata.

Di samping itu, menurutnya penjarahan dilakukan oleh beberapa warga karena mereka mungkin belum tersetuh bantuan.

Bantuan disalurkan hanya fokus ketitik pengungsian yang telah ditetapkan pemerintah setempat, sedangkan banyak titik pengungsian yang didirikan secara mandiri oleh warga untuk mengantisipasi bencana susulan.

Baca: Viral Curhatan Korban Gempa Mamuju, Tetangga Mengungsi, Jenazah Ibunya Terlantar, Harap Ada Relawan

Baca: Gempa Majene, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, 189 Orang Dirawat di Mamuju, 637 Luka Ringan di Majene

"Kami memerintahkan seluruh personel mendata secara akurat korban maupun rumah warga yang roboh dan kerusakan lainnya sehingga apa yang ada bisa menjadi titik fokus kegiatan kita dilapangan," tuturnya.

Halaman
12


Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer