Pesawat ini kemudian terkonfirmasi jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi membenarkan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di sekitar Pulau Laki.
"Betul (di Pulau Laki)," ujar Djunaedi dikutip dari Kompas.com.
Tim Badan SAR Nasional kemudian langsung terjun ke lokasi dugaan jatuhnya pesawat.
Sementara itu, Bandara Internasional Supadio Pontianak telah membentuk sebuah crisis centre untuk mendata penumpang yang dinyatakan hilang
Berikut sejumlah fakta seputar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pesawat seharusnya terbang pukul 14.30 WIB. Namun harus ditunda karena cuaca buruk yang tak memungkinkan pesawat tersebut lepas landas.
Baca: Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Ada 50 Penumpang, Hilang dari Radar dalam Hitungan Detik
"Jadi tadi delay akibat hujan deras. Makanya ada delay 30 menit saat boarding," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Menurut Distrik Manajer Sriwijaya Air Pontianak Faisal Rahman, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu berisi 62 jiwa.
Dari 62 orang, 52 di antaranya adalah penumpang. Sedangkan enam orang merupakan pilot dan pramugari.
"Di dalam pesawat ada 62 jiwa. Kru pesawat 6 orang. Sisanya penumpang," tutur Faisal, Sabtu (9/1/2021).
Kapal jelajah SAR hingga KRI dikerahkan
Setelah mengalami hilang kontak, Tim SAR Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung diberangkatkan ke Laut Jawa dengan menggunakan kapal cepat jelajah KN Karma.
Baca: Pesawat Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu, Saksi Mata Sebut Ada Dua Kali Ledakan Dahsyat
Mereka bertugas untuk menyisir rute pesawat Sriwijaya Air.
"Tim menggunakan KN Karma bergerak menuju Laut Jawa," ujar Kepala Kantor SAR Pangkalpinang M Fazzli.
Untuk melakukan pencarian, Kementerian Perhubungan juga mengerahkan kapal patroli. Begitu pula dengan TNI AL yang mengerahkan 10 KRI di lokasi hilangnya pesawat.