Sementara ekspor otomotif yang menjadi pendorong utama pertumbuhan Thailand juga tidak mungkin pulih seperti pada suasana sebelum Covid-19.
Di Filipina, prospek belanja masyarakat masih suram, mengingat adanya perlambatan penjualan mobil dan barang tahan lama lainnya.
Terlepas dari bedanya pertumbuhan masing-masing negara, keenam negara di kawasan Asia Tenggara ini bakal terpengaruh oleh perkembangan Covid-19 di dunia dan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Joe Biden saat menjabat pada 20 Januari nanti.
Kasus baru corona di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Saat ini tren penambahan kasus baru corona masih cukup tinggi.
Melansir laman Covid19.go.id, hingga Selasa (29/12) ada tambahan 7.903 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 727.122 kasus positif corona.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 6.805 orang sehingga menjadi sebanyak 596.783 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 251 orang menjadi sebanyak 21.703 orang.
Lantaran masih tingginya tambahan kasus positif corona, pemerintah meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan.
Karena untuk menekan wabah corona, angka penularan harus ditekan.
Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus corona sebesar 35%.
Sementara memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IMF Proyeksi 3 Negara Bakal Pulih Penuh pada 2021, Termasuk Indonesia", dan di Kontan.co.id dengan judul "UPDATE Corona Indonesia, Selasa (29/12): Bertambah 7.903 kasus baru, ingat selalu 3 M"