Pemerintah dinilai keliru dalam strategi sejak awal munculnya pandemi di Tanah Air.
"Saya rasa memang pemerintah ini salah strategi, disangkanya vaksin itu adalah solusi yang terbaik. Vaksin itu secondary prevention (pencegahan kedua) sementara primary prevention-nya (pencegahan utama) masih berantakan," kata Pandu.
"Ya ini menurut saya kelihatannya bukan deal-deal efikasi, tetapi murni bisnis," imbuh dia.
Pandu mengungkapkan jika kritikan ini sudah lama disiarkan tapi tak ada yang menangkap maksudnya
"Jadi ya kita kawal terus aja bagaimana selanjutnya," ujar Epidemiolog ini.
Seperti mengamini Epidemiolog FKM UI, hal serupa juga diungkap oleh Windhu Purnomo, seorang epidemiolog Universitas Airlangga ( Unair) Surabaya Windhu Purnomo.
Windhu menyatakan pada Jumat (11/12/2020), data uji klinis fase 3 yang saat ini sedang berlangsung dan keputusan dari BPOM menjadi dasar aman tidaknya vaksin Sinovac.
"Jadi nanti kita tunggu BPOM saja, kan BPOM yang nanti akan menguji kelayakannya dalam hal kemanjuran dan keamanan setelah dilihat bukti ilmiahnya," beber Windhu.
Oleh karena itulah, Windhu tidak bisa mengungkapkan lebih lanjut terkait berbahaya atau amannya vaksin Sinovac jika dilanjutkan.
"Sampai hari ini, yang di uji coba di Unpad ini belum ada laporan tentang kejadian yang tidak diharapkan, itu belum pernah muncul. Tetapi kan uji coba belum selesai. Sekarang kalau ditanya apakah vaksin itu aman atau tidak, ya saya enggak tahu karena uji coba belum selesai," papar Windhu.
Untuk diketahui, Sinovac Biotech Ltd mengeluarkan pernyataan terbarunya terkait efektivitas vaksin Covid-19 yang diproduksinya.
Juru Bicara Sinovac Biotech Ltd menyebutkan, hingga saat ini belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut.
Menurut Sinovac, angka 97 persen mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin, seperti yang dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/12/2020).
Baca: HOAKS, Tumit Melepuh Setelah Disuntik Vaksin Covid-19: Ternyata Pasien Tak Disuntik Vaksin Covid-19
Baca: Jokowi Bakal Segera Datangkan 45 Juta Dosis Bahan Baku Curah Vaksin Covid-19
Pasalnya, tingkat serokonversi yang tinggi tidak berarti jika vaksin itu efektif mampu melindungi orang dari Covid-19.
Pernyataan ini sebagai jawaban untuk PT Bio Farma yang menyebut efektivitas vaksin mencapai 97 persen dalam uji klinis awal.
Namun diketahui Bio Farma memberikan klarifikasi tentang masalah ini.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac Belum Diketahui, Bahayakah jika Dilanjutkan?