Sinovac Disebut Paling Lemah Dibanding Vaksin Lain, BPOM Beri Klarifikasi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Vaksin Sinovac disebut paling lemah ---- Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Muncul isu liar bahwa Sinovac menjadi vaksin paling lemah dibandingkan dengan vaksin yang lain.

Terkait kabar ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia angkat bicara.

Menurut Lucia hingga saat ini WHO tak pernah membandingkan respons imunitas 10 kandidat vaksin, lalu mengeluarkan dokumen informasi resmi.

Bahkan pihak WHO juga tak pernah menyebut Sinovac memiliki imunitas rendah.

"Hal inipun sudah kami konfirmasikan kepada pihak WHO di Indonesia. Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik," tegasnya, dikutip Tribunnews.com dari covid19.go.id, Senin (21/12/2020).

Baca: Kawan Vaksin Siap Divaksin Perdana Bersama Presiden Jokowi

Ilustrasi vaksin covid-19. (MIRROR)

Tak hanya itu, Lucia juga menampik Indonesia hanya satu-satunya negara yang memesan Sinovac.

Pasalnya, ejumlah negara diketahui juga telah melakukan pemesanan vaksin Covid-19 dari Sinovac, seperti Brazil, Turki, Chile, Singapura, dan Filipina.

Selain itu, Mesir juga tengah bernegosiasi agar bisa memproduksi vaksin Sinovac di negaranya sendiri.

Menurutnya, pelaksanaan vaksinas di Indonesia akan menerapkan standar yang tepat sehingga bisa memastikan keamanan dan khasiatnya.

"Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO," imbuh Lucia.

Epidemiolog Sebut Kemanjuran Sinovac Belum Bisa Dipastikan, Ibaratkan Beli Kucing Dalam Karung

Keamanan dan efikasi alias kemanjuran vaksin Sinovac memang belum bisa dipastikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ( FKM UI) Pandu Riono.

Bukan tanpa alasan, hal tersebut menyusul masih dilakukannya uji klinis vaksin fase ketiga.

Juga belum keluarnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pandu memperingatkan supaya tidak terlena dengan euforia vaksin virus corona tersebut pada masyarakat dan pemerintah.

Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com, Pandu menyinggung tentang studinya yang belum selesai dan efek samping yang belum diketahui, Jumat (11/12/2020).

Baca: Vaksin Sinovac: Diimpor Indonesia & Belum Umumkan Level Efektifitas, Ahli Medis AS Khawatir Hal Ini

Baca: Vaksin Belum Bisa Digunakan, Sejumlah Rumah Sakit Sudah Buka Pendaftaran Vaksinasi

"Karena studinya belum selesai, efek samping dari vaksin ini saya juga belum tahu. Problem terbesar ini," ujar Pandu.

Pandu mengatakan, pengadaan vaksin Covid-19 ini tidak berbeda dengan membeli kucing dalam karung.

Epidemiolog FKM UI ini sejak awal juga sudah melayangkan kritikan serupa pada pemerintah terkait pengadaan vaksin.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer