Belanda juga telah melaporkan kasus serupa.
Baca: Kasus Covid-19 Global Tembus 75 Juta Kasus, AS dan India Jadi yang Terbanyak
Apakah mutasi pernah terjadi sebelumnya?
Iya.
Virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, tidak sama dengan yang kini ada di sebagian besar penjuru dunia.
Mutasi D614G muncul di Eropa pada bulan Februari dan menjadi bentuk virus yang dominan secara global.
Lainnya, disebut A222V, tersebar di seluruh Eropa dan dikaitkan dengan liburan musim panas orang di Spanyol.
Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan
Analisis awal dari varian baru telah diterbitkan dan mengidentifikasi 17 perubahan yang berpotensi penting.
Ada perubahan pada protein kunci yang digunakan virus untuk membuka pintu ke sel-sel tubuh kita.
Satu mutasi yang disebut N501Y mengubah bagian terpenting, yang dikenal sebagai "domain pengikat reseptor".
Di sinilah ia melakukan kontak pertama dengan permukaan sel tubuh kita.
Setiap perubahan yang mempermudah virus untuk masuk kemungkinan akan memberikan keunggulan.
"Kelihatan dan baunya seperti adaptasi yang penting," kata Prof Loman.
Selain itu juga ditemukan mutasi yang membuat antibodi menjadi kurang efektif dalam menyerang virus.
Baca: Ikatan Dokter Indonesia Nyatakan Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Virus Corona
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hal itu benar, meskipun hal ini perlu dipantau.
Namun, peningkatan transmisi saja sudah cukup untuk menimbulkan masalah bagi rumah sakit.
Jika varian baru berarti lebih banyak orang terinfeksi lebih cepat, pada gilirannya akan menyebabkan lebih banyak orang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Baca: Sinovac Disebut Paling Lemah Dibanding Vaksin Lain, BPOM Beri Klarifikasi
kendati demikian, hampir dipastikan vaksin masih bisa bekerja untuk melawan virus ini.