Soal tersebut dinilai mendiskreditkan Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarno Putri.
Pasalnya saat guru honorer bernama Sukirno itu membuat soal, ia mencantumkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan juga nama Mega.
Nama Mega tersebut kemudian dikaitkan dengan nama Megawati Soekarno Putri.
Ada dua soal ujian dengan jawaban pilihan ganda.
Pada soal pertama, disebutkan bahwa Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta tak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri, melainkan untuk menolong rakyat.
Siswa diminta menjawab sifat apa yang ditunjukkan oleh Anies itu.
Lalu pada soal lainnya, disebutkan bahwa Anies kerap diejek Mega, namun Anies tak pernah marah.
Baca: Nama Anies dan Mega Muncul saat Ujian, DPRD DKI Jakarta Bakal Polisikan Guru Pembuat Soal
Baca: Ada Kalimat Anies Diejek Mega di Soal Ujian, Ketua DPRD DKI Bentak Guru Pembuat Soal
Kedua soal yang dibuat oleh Sukirno itu kemudian viral di media sosial.
Saat ditanyai motif membuat soal dengan dua nama politisi itu, Sukirno mengaku tak memiliki niat apapun.
Ia membuat soal dengan nama itu sebagai spontanitas saja.
"Spontanitas saja Pak," ucap Sukirno kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat rapat klarifikasi di Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Sukirno mengaku tidak memiliki niatan untuk menyebut kedua nama tokoh tersebut menjadi soal ujian sekolah dengan perbandingan yang dinilai tidak baik.
Menurut dia, saat membuat soal tiba-tiba muncul dalam benak dia nama Anies dan Mega.
"Demi Allah pak saya tidak punya niat apa-apa, saya ketika membuat soal ada nama Anies," kata Sukirno.
Sukirno juga menceritakan kronologi dia ditugaskan untuk membuat soal ujian sekolah Kelas 7 SMP berdasarkan kurikulum yang diajarkan di sekolah.
Menurut dia, tidak ada yang janggal sampai dengan ditulisnya nama dua tokoh politik di dalam soal yang dia buat tersebut.
"Bapak Kepala Sekolah menugaskan saya untuk membuat soal untuk anak kelas 7 dengan kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang kami miliki di sekolah," ucap Sukirno.
Penjelasan tersebut kemudian dipotong oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi yang menilai masih ada banyak nama selain dua nama tokoh politik tersebut untuk disebut di dalam soal.
"Kenapa enggak Udin sama Otong?" kata Pras.