Pelaku pembunuhan sadis ini diduga merupakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Ali Kalora
Tak hanya membunuh empat orang dengan keji, pelaku juga membakar tujuh rumah warga.
“Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. Itu mertua, anak dan mantu,” kata Sekretaris Desa Lembah Tongoa Rifai seperti dikutip dari pemberitaan.
Berikut ini beberapa fakta mengenai pembunuhan sadis satu keluarga di Sigi yang dihimpun dari berbagai sumber:
Baca: Satu Keluarga Tewas di Sigi, Satgas Tinombala Dikerahkan untuk Buru Pelaku
Baca: Presiden Jokowi Tetapkan 9 Desember 2020 jadi Hari Libur Nasional untuk Pilkada Serentak
Menurut Karopenmas Mabes Polri Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono kejadian itu berlangsung sekitar pukul 10.30 WITA.
"Pada hari Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA Anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu," kata Awi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (28/11/2020).
Saat polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), Awi mengatakan, ditemukan ada empat jenazah yang tewas secara mengenaskan.
Dikutip dari KompasTV, ayah ibu anak menantu ditemukan tewas di sekitar rumahnya.
Seluruhnya terdapat luka akibat serangan senjaata api.
Baca: Film The Prom Resmi Rilis Trailer Perdananya, Segera Tayang di Netflix Bulan Depan
Baca: K-Movievaganza: Sinopsis The Spy: Undercover Operation, Tayang Malam Ini di Trans7 pukul 22.00 WIB
Sekretaris Desa Lembah Tongoa Rifai, mengatakan bahwa pelaku berjumlah enam orang.
Sementara itu Awi Setiyono, dalang di balik pembunuhan sadis itu adalah kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.
"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ucap dia.
Deki menceritakan, saat kejadian warga ketakutan dan suasana mencekam.
Sejumlah warga lari ke hutan untuk menyelamatkan diri.
Sebanyak 150 kepala keluarga dilaporkan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk," kata Kepala Desa Lemban Tongoa, Deki Basalulu.