Kasus Pembantaian di Afghanistan, Australia Akan Berhentikan Sedikitnya 10 Tentara

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto tangkapan layar dari rekaman video body cam menunjukkan seorang tentara Australia bersiap menembak seorang pria warga sipil Afghanistan yang tak bersenjata, saat dia meringkuk di sebuah lapangan di Desa Deh Jawz-e Hasanzai di Afghanistan. Ini adalah satu dari sekian bukti kebrutalan pasukan elite Australia SAS selama operasi di Afghanistan.

Penyelidikan dilakukan oleh Mayor Jenderal Hakim Paul Brereton dan melakukan wawancara kepada lebih dari 400 saksi.

Investigasi tersebut juga menemukan sejumlah bukti, diantaranya adalah prajurit junior diperintahkan untuk melakukan pembunuhan pertama mereka dengan menembak para tahanan, dalam praktik yang dikenal sebagai "blooding".

Brereton menjelaskan insiden tersebut melibatkan sekelompok kecil dalam Pasukan Udara Khusus elit serta resimen komando.

Anak laki-laki Afghanistan di provinsi Uruzgan, tempat pasukan khusus Australia dikerahkan antara 2006 dan 2016. (Rafiq Maqbool / AP via The Guardian)

Disebutkan pula bagaimana kelompok tersebut tidak hanya membunuh, tetapi juga menganiaya warga sipil Afghanistan.

Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut bahkan dikatakan melakukan cara-cara 'brutal'.

Di antaranya termasuk menggorok leher, menyombongkan diri tentang aksi mereka, menghitung jumlah pembunuhan, hingga sengaja menaruh telepon serta senjata pada mayat untuk membenarkan aksinya.

Dibeberkan juga bagaimana pembunuhan terjadi di luar situasi perang dan semua korban adalah non-kombatan atau mantan kombatan.

Dikutip dari CNN, ADF telah merekomendasikan agar Polisi Federal Australia (AFP) menyelidiki 19 orang dari Pasukan Khusus Australia atas 36 dugaan kejahatan perang, termasuk pembunuhan dan perlakuan kejam terhadap non-kombatan di Afghanistan antara 2009 dan 2013.

Campbell mengatakan dia telah menerima semua dari 143 rekomendasi penyelidikan.

(Tribunnewswiki/Amy/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer