Penyelidikan dilakukan oleh Mayor Jenderal Hakim Paul Brereton dan melakukan wawancara kepada lebih dari 400 saksi.
Investigasi tersebut juga menemukan sejumlah bukti, diantaranya adalah prajurit junior diperintahkan untuk melakukan pembunuhan pertama mereka dengan menembak para tahanan, dalam praktik yang dikenal sebagai "blooding".
Brereton menjelaskan insiden tersebut melibatkan sekelompok kecil dalam Pasukan Udara Khusus elit serta resimen komando.
Disebutkan pula bagaimana kelompok tersebut tidak hanya membunuh, tetapi juga menganiaya warga sipil Afghanistan.
Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut bahkan dikatakan melakukan cara-cara 'brutal'.
Di antaranya termasuk menggorok leher, menyombongkan diri tentang aksi mereka, menghitung jumlah pembunuhan, hingga sengaja menaruh telepon serta senjata pada mayat untuk membenarkan aksinya.
Dibeberkan juga bagaimana pembunuhan terjadi di luar situasi perang dan semua korban adalah non-kombatan atau mantan kombatan.
Dikutip dari CNN, ADF telah merekomendasikan agar Polisi Federal Australia (AFP) menyelidiki 19 orang dari Pasukan Khusus Australia atas 36 dugaan kejahatan perang, termasuk pembunuhan dan perlakuan kejam terhadap non-kombatan di Afghanistan antara 2009 dan 2013.
Campbell mengatakan dia telah menerima semua dari 143 rekomendasi penyelidikan.