Menurut JK, banyaknya massa yang mendukung Habib Rizieq karena adanya kekosongan pemimpin yang mampu menyerap aspirasi masyarakat.
Padahal, harusnya tugas tersebut menjadi tanggung jawab DPR.
"Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang karismatik atau ada yang berani memberikan alternatif maka orang mendukungnya. Masalah Rizieq itu jadi indikator bahwa ada proses yang perlu diperbaiki dalam sistem demokrasi kita," katanya dalam Webinar Kebangsaan, dikutip Kompas.tv dari YouTube PKSTV, Jumat (20/11/2020).
Hal tersebut, katanya, lama kelamaan bisa mengembalikan demokrasi Indonesia menjadi demokrasi jalanan karena masyarakat kecewa.
JK pun mengkritisi para pemimpin yang dipilih oleh rakyat tetapi enggan mendengarkan aspirasi rakyat.
Baca: Bukan Pangdam Jaya, FPI Curiga Jokowi Dalang Pencopotan Baliho Habib Rizieq: yang Bisa Cuma Presiden
"Jangan sampai kita kembali lagi ke demokrasi jalanan, ini bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi seperti itu," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menilai ada kekosongan sistem atau cara berdemokrasi yang harus diperbaiki khususnya yang terkait dengan ideologi keislaman yang diisi oleh ketokohan Rizieq Shihab.
Menurut JK, persoalan Habib Rizieq merupakan suatu indikator bahwa proses sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia harus diperbaiki.
"Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercayai partai-partai, khususnya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan, yang punya aspirasi," papar JK.
Jubir Bantah Jusuf Kalla Biayai Kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia
Baca: Terancam Sanksi Mendagri Gara-gara Acara Habib Rizieq, Ridwan Kamil: Jabatan Hanya Sementara
Juru bicara eks Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah, menyatakan tulisan 'Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya Karena Kepanasan' tak memiliki data yang valid.
Diberitakan Tribunnews.com, tulisan itu dibuat oleh pengamat sosial politik Rudi S. Kamri.
Diduga tulisan tersebut dikaitkan dengan JK karena Chaplin yang dimaksud ialah Charlie Chaplin, komedian legendaris asal AS, yang memiliki kesamaan kumis dengan JK mantan wapres RI ke-10.
"Kalau itu ditujukan kepada Pak JK, maka tulisan tersebut merupakan sebuah tuduhan membabi buta, tanpa fakta dan data yang jelas. Tepatnya cocoklogi," kata Uceng, sapaan karib Husein, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).
Di dalam tulisan, Rudi menyinggung Chaplin-lah yang membiayai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.
Baca: Kedatangan FPI Bikin Massa Demo Gerakan Anti Makar Kocar-kacir: Habib Rizieq Makarnya Gimana?
Uceng menegaskan, JK tidak memiliki hubungan sama-sekali terkait dengan kepulangan Rizieq.
Katanya, JK tidak pernah mengkomunikasikan maupun mendanai kepulangan Rizieq.
"Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan atau pun mendanai kepulangan HRS (Habib Rizieq Shihab)," kata Uceng.
Uceng bilang, sejumlah buzzer saat ini sedang membangun opini negatif terhadap JK sejak sejak kepulangan Habib Rizieq ke Tanah Air.