Setidaknya itu yang diintepretasikan media Reuters atas sikap Trump dalam briefing Covid-19, Jumat (13/11).
Trump bersikeras tidak akan menerapkan lockdown, tetapi menyebut "waktu yang akan memberitahu", jika ada pemerintahan lain yang menjabat pada Januari dan akan melakukannya (lockdown).
Pernyataan tersebut merujuk ke kandidat terpilih Joe Biden yang akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Dalam sambutan yang disiarkan di Taman Mawar Gedung Putih, Trump tampaknya untuk pertama kalinya mengakui kemungkinan (adanya) pemerintahan Biden yang akan datang.
Baca: Roy Suryo Sebut Video Syur Mirip Gisel Asli, Temukan Flare Lampu di Detik 8 dan 14
Baca: Update Pilpres AS 2020: Total Electoral Votes Joe Biden 306, Donald Trump 232
“Idealnya, kami tidak akan melakukan lockdown. Saya tidak akan pergi, pemerintahan ini tidak akan di lockdown, ”ujar Trump.
“Mudah-mudahan, - eh - apapun yang terjadi di masa depan - siapa tahu pemerintahan yang mana (yang akan menjabat). Saya kira waktu akan menjawabnya," kata Trump mengisyaratkan pengakuan atas pemerintahan baru di mana Biden-lah yang terpilih, dilansir Reuters, Sabtu (14/11).
Seperti diketahui, sejak pemilu 3 November, Trump bertahan dengan tuduhan tidak berdasar perihal kecurangan pemungutan suara.
Terakhir kali Trump berbicara - di ruang rapat Gedung Putih dua hari setelah pemilu - dia mengatakan tanpa bukti bahwa jika suara "sah" yang dihitung, dia akan "dengan mudah memenangkan" pemilu.
Dua pakar kesehatan Joe Biden memberikan saran untuk tidak melakukan lockdown nasional di Amerika Serikat untuk menghentikan penyebaran kasus virus korona.
Baca: Update Pilpres AS 2020: Joe Biden Kalahkan Donald Trump di Negara Bagian Arizona
Baca: Setelah Beberapa Hari, China Akhirnya Ucapkan Selamat untuk Joe Biden
Celine Gounder mengatakan kepada CNBC pada hari Jumat (13/11), bahwa mereka mendukung kebijakan yang menarget bisnis, seperti menutup bar, pusat kebugaran dan restoran.
"Kesepakatan yang kita butuhkan adalah dengan memakai pendekatan yang lebih menyesuaikan kondisi," kata Celine.
"Kami telah belajar banyak sejak musim semi, dan kami dapat merencanakan menurut geografis, dan kami juga memahami beberapa tempat yang kami tutup." tambahnya.
Vivek Murthy, yang membantu memimpin satuan tugas virus corona untuk Joe Biden, pun setuju.
Baca: Permintaan Meningkat saat Pandemi, Perusahaan Boneka Seks Produksi Jenis Baru Mirip Drakula
Baca: Setelah Beberapa Hari, China Akhirnya Ucapkan Selamat untuk Joe Biden
"Kita harus lebih tepat sasaran. Jika kita tidak melakukan itu, nanti orang-orang akan menjadi susah payah, sekolah tidak akan terbuka untuk anak-anak dan ekonomi akan terpukul lebih keras. " kata Vivek.
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di AS mencapai rekor terbaru pada Kamis (12/11) yakni mencapai 153.496 infeksi menurut Universitas Johns Hopkins, serta 919 kematian.
Kasus harian telah mencapai 100.000 selama 10 hari terakhir dan lebih dari 67.000 orang saat ini di rumah sakit.
Sebagaimana diwartakan TribunnewsWiki sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden menunjuk pejabat tinggi Partai Demokrat, Ron Klain sebagai Kepala Staf dan Asisten Presiden, Rabu (11/11).