Presiden Polandia Sebut LGBT Lebih Merusak Daripada Komunisme

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada Juni 2020, Duda mengatakan bahwa dia tidak akan mengizinkan pasangan gay menikah atau mengadopsi anak, FOTO: Pendukung calon petahana, Presiden Polandia Andrzej Duda datang dalam pertemuan besar saat hasil pemilu diumumkan di Lowicz, Polandia, pada 28 Juni 2020.

Langkah tersebut rencana diterapkan di 27 negara Uni Eropa, sebagai bentuk respons atas banyaknya nada-nada sumbang anti-LGBT.

Komisi Uni Eropa juga mengusulkan penanggulangan diskriminasi kelompok LGBT, khususnya urusan pekerjaan, dan adanya kepastian keamanan bagi mereka.

Baca: Pimpinan Komplotan Begal Ditangkap, Beraksi dengan Modus Cewek Ajak Ketemuan

Simbol LGBT (pixabay.com)

Baca: Selain Cupang, Ini 7 Jenis Ikan Hias Populer yang Bisa Kamu Pelihara

Tak hanya itu, pejabat Uni Eropa juga mempersiapkan cara untuk melawan homofobia dengan memasukkan kebencian atas kelompok tersebut ke dalam daftar Euro-Crimes alias daftar kejahatan di Uni Eropa.

Eksekutif UE juga menginginkan adanya penghormatan terhadap hak-hak LGBT di seluruh perbatasan UE untuk memastikan bahwa undang-undang yang berbeda di negara-negara UE tidak berarti seorang anak dalam keluarga LGBT berhenti secara sah menjadi bagian dari keluarga itu meski melintasi perbatasan.

Baca: Barack Obama Sebut Demokrasi di AS di Ambang Krisis

Bendera LGBT (Kompas.com)

Baca: RUU Larangan Minuman Beralkohol Kembali Dibahas, Berikut Link Download RUU Ini

“Setiap orang harus merasa bebas menjadi diri mereka sendiri - tanpa rasa takut atau penganiayaan. Inilah Eropa dan inilah yang kami perjuangkan, ”kata Wakil Presiden Komisi Uni Eropa untuk Nilai dan Transparansi, Vera Jourova.

“Strategi pertama di tingkat UE adalah dengan memperkuat kerjasama untuk memastikan bahwa setiap orang (apapun orientasi seksualnya) diperlakukan dengan setara,” katanya, dilansir Reuters, Kamis (12/11/2020).

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer