Usut punya usut, penawanan itu adalah instruksi dari Cak Mus alias dr. Mustopo, Pemimpin Markas Besar Tentara Jawa Timur, untuk melindungi Bung Tomo yang dianggap sebagai orang penting.
Kedelapan, dalam sebuah orasinya, alih-alih mengutuk, Cak Mus justru memuji tentara NICA dan Sekutu.
Begini bunyi orasinya: “NICA, NICA, NICA, jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat.
Kalian tahu aturan Inggris, kalian pintar, sudah sekolah tinggi. Kalian tahu aturan, jangan mendarat!”
Pada satu kesempatan, seorang bekas tentara Jepang ogah menyerahkan bayonetnya.
Baginya yang seorang juru masak, bayonet itu sangat penting.
Bayonet itu biasa digunakannya untuk memasak.
Baca: Peringati Hari Pahlawan 10 November, Berikut Rekomendasi Film Perjuangan Indonesia
Baca: Ternyata 5 Artis Indonesia Ini Keturunan Pahlawan, Ada Dian Sastrowardoyo hingga Maia Estianty
Tidak kehilangan akal, Bung Tomo menyuruh salah seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dan ditukarkan dengan bayonet itu.
Mereka tidak paham kalau sebelum dilempar, granat harus dicabut picunya terlebih dahulu.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul "Hari Pahlawan: 10 Fakta Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang Belum Terceritakan"