Hanya Garang di Liga Champions, Manchester United Berpotensi Alami Musim Terburuk di Liga Inggris

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Scott McTominay, Harry Maguire (tengah) dan Fred (kanan) setelah Tottenham mencetak gol kelima ke gawang Manchester United dalam pertandingan Liga Inggris di Old Trafford pada 4 Oktober 2020.

Mengambil ukuran dari klasemen musim lalu, 44-45 poin cukup untuk finis di posisi ke-13, jauh dari zona degradasi.

Namun, menyelesaikan kompetisi Liga Inggris dengan 44-45 poin tetap saja merupakan aib yang luar biasa buat klub dengan reputasi seperti Manchester United.

Memang tidak akan terdegradasi, tetapi finis dengan 44-45 poin akan menjadi sebuah malu besar bagi Setan Merah.

Pasalnya, jumlah 44-45 poin itu akan menjadi rekor baru koleksi poin paling sedikit Manchester United di Liga Inggris sejak sebuah kemenangan dihargai 3 poin.

Jika berbicara Liga Inggris dengan format Premier League, rekor poin terendah Manchester United dalam satu musim adalah 64, yang diperoleh pada musim 2013-2014 alias musim pertama setelah Setan Merah ditinggal manajer legendaris Sir Alex Ferguson. 

Ole meminta maaf terkait transfer Manchester United

Jeleknya kualitas kedalaman skuad disebut menjadi sebab Manchester United tak konsisten musim lalu.

Manchester United pun gagal total menggapai satupun gelar pada musim 2019-20 lalu, meski finis di peringkat 3 klasemen Liga Inggris.

Masalah yang sudah ada sejak musim lalu ini pun diperparah pada aktivitas transfer Manchester United.

Di saat klub-klub lain bergerak cepat mendapatkan pemain, baru Manchester United baru meresmikan satu pemain baru untuk musim 2020-21.

Sampai saat ini, ketika bursa transfer sebentar lagi tutup, Manchester United baru merekrut Donny van de Beek dari Ajax Amsterdam.

Van de Beek sendiri ditebus dengan biaya yang cukup besar, yakni 40 juta pounds (sekitar Rp770 miliar).

Hal ini tentu membahayakan bagi Manchester United, mengingat mereka akan bermain di Liga Champions musim 2020-21 dan keberuntungan-keberuntungan khas musim yang membawa Marcus Rashford musim lalu beberapa kali menang sangatlah tidak elok diandalkan.

Melihat kondisi terkini, pelatih Setan Merah, Ole Gunnar Solskjaer mengaku menyesal.

Baca: Gagal Beli Sancho dan Justru Tawar Bek Cadangan Dortmund, Manchester United Dicap Klub Tak Kompeten

Penyesalan pria asal Norwegia itu datang dari penggunaan kata 'eksploitasi' ketika menjabarkan rencana transfer Manchester United beberapa waktu lalu.

Ya, karena kata tersebut, fans Manchester United jadi berharap klub idolanya akan mendatangkan banyak pemain baru di bursa trasnfer musim panas 2020 ini.

Namun, dengan kenyataan yang ada, Manchester United baru merekrut satu pemain saja hingga kini.

Solskjaer pun menyesali perkataanya itu karena ia tidak pernah bermaksud untuk membuat penggemar berharap akan banyaknya rekrutan yang dilakukan klub pada kesempatan ini.

Ole Gunnar Solskjaer, pelatih Manchester United. (yahoosports)

"Ketika kami berencana, ada beberapa pemain yang kemudian meyakinkan kami," ujar Solskjaer mengawali seperti dikutip dari laman resmi Manchester United.

"Tentu saja, jendela transfer masih terbuka untuk sementara waktu dan klub telah bekerja, dan mereka tahu pandangan saya."

"Kami di sini untuk memperkuat dalam jangka panjang dan saya tidak akan mengatakan apa yang dapat diterima atau tidak untuk klub atau tim lain dalam periode sulit ini."

Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer