Pembelaan kuat Macron terhadap sekularisme Prancis dan kritik terhadap Islam radikal setelah pembunuhan Paty, telah membuat marah beberapa orang di dunia Muslim.
Erdogan dari Turki bertanya dalam pidatonya, "Apa masalah individu yang disebut Macron dengan Islam dan dengan Muslim?"
Sementara itu, pemimpin Pakistan Imran Khan menuduh pemimpin Prancis itu "menyerang Islam, jelas-jelas tanpa memahaminya".
"Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," cuitnya.
Awal Oktober, sebelum pembunuhan gurunya, Macron telah mengumumkan rencana untuk undang-undang yang lebih ketat untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.
Dia mengatakan minoritas dari perkiraan 6 juta Muslim Prancis berada dalam bahaya membentuk "masyarakat tandingan", kemudian menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis".
Kartun Nabi Muhammad memiliki warisan politik yang gelap dan intens di Prancis.
Pada 2015, 12 orang tewas dalam serangan terhadap kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun tersebut.
Beberapa komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat menuduh Macron berusaha menekan agama mereka dan mengatakan kampanyenya berisiko melegitimasi Islamofobia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prancis Desak Timur Tengah Hentikan Boikot Produknya di Tengah Kisruh Kartun Nabi Muhammad"