Nyatakan Dukung Gay, Paus Fransiskus Ditentang Para Uskup dari Berbagai Negara 

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Fransiskus mengenakan masker saat menghadiri layanan doa antaragama untuk perdamaian bersama dengan perwakilan agama lainnya di Basilika Santa Maria di Aracoeli, sebuah gereja di atas Bukit Capitoline Roma, 20 Oktober 2020 di Roma.Paus Fransiskus membela hak pasangan gay untuk masuk ke dalam serikat sipil yang diakui secara hukum dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan perdana di Festival Film Roma pada 21 Oktober 2020.

"Seseorang pernah bertanya kepada saya, apakah saya menyetujui homoseksualitas. Saya menjawab dengan pertanyaan lain, 'katakan padaku, ketika Tuhan memandang seorang gay, apakah dia mendukung keberadaan orang ini dengan cinta, atau menolak dan mengutuk orang ini?' ".

Beberapa kritikus Vatikan bersikap sinis tentang waktu pembuatan film dokumenter baru tersebut.

Mereka melihatnya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari skandal keuangan yang berkembang di Tahta Suci.

Bulan lalu, Paus secara efektif memecat Kardinal Giovanni Becciu, kepala kantor yang mengawasi kanonisasi para santo yang berkuasa.

Dia telah dituduh menggelapkan dana Vatikan, yang dia bantah.

Pekan lalu, seorang wanita Italia berusia 39 tahun yang terkait dengan Kardinal juga ditangkap.

Paus Fransiskus, kata para pengkritiknya, adalah operator politik yang cerdik yang tahu kontroversi mengenai kemitraan sipil akan menutupi bau korupsi keuangan di jantungnya.

Ujian sesungguhnya bagi umat Katolik gay adalah jika Paus Fransiskus suatu hari mengizinkan kemitraan sipil diberkati di gereja.

Itu mungkin mendorong kaum konservatif untuk bertindak lebih jauh.

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936.

Secara resmi Paus Fransiskus adalah kepala Gereja Katolik dan penguasa Negara Kota Vatikan.

Sepanjang kehidupan publiknya, Paus Fransiskus terkenal karena kerendahan hatinya, penekanan pada belas kasihan Tuhan, visibilitas internasional sebagai paus, kepedulian terhadap orang miskin dan komitmen untuk dialog antaragama.

Dia memiliki pendekatan yang kurang formal terhadap kepausan daripada pendahulunya, misalnya memilih untuk tinggal di wisma Domus Sanctae Marthae daripada di apartemen kepausan di Istana Apostolik yang digunakan oleh para paus sebelumnya.

Fransiskus mempertahankan pandangan tradisional Gereja mengenai aborsi, selibat klerikal, dan penahbisan perempuan.

Namun, ia lebih terbuka dalam menerima kaum LGBT.

Ia berpendapat bahwa Gereja harus lebih terbuka dan menyambut anggota komunitas LGBT, dengan alasan pengakuan hukum pasangan sesama jenis dan tampaknya kemampuan mereka untuk mengadopsi anak.

(tribunnewswiki.com/hr)



Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer