Rapat Bersama Jokowi, Ketum PSSI Sebut 3 Peningkatan Timnas Indonesia Sejak Dilatih Shin Tae-yong

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan (kiri), bersama pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Skuad Garuda Nusantara juga dikabarkan akan melanjutkan pemusatan latihan di Prancis dan ikut serta dalam Toulon Tournament yang digelar pada akhir 2020.

Progres yang dibawa Shin Tae-yong

Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-18, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.

Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia

Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia

Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.

Baca: Pasca Debut, Elkan Baggott Bicara Kelemahan Timnas Indonesia U-19: Mirip Kekhawatiran Shin Tae-yong

Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.

Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.

Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.

Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.

Pemain Timnas Indonesia U-19 merayakan gol ke gawang Arab Saudi, pada laga Jumat (11/9/2020) waktu Kroasia. (Dokumen PSSI)

Masuknya pelatih dengan level disilpin tinggi seperti Shin Tae-yong seakan menjadi obat mujarab bagi penyakit menahun di skuad Garuda Muda.

Kehadiran pelatih asal Korea Selatan itu langsung memberikan warna baru, setidaknya di Timnas Indonesia U-19.

“Semoga dipertahankan. Usia muda kita terlalu dikasih kendor, jadi mereka sulit menjadi dewasa,” kata Jaino Matos.

“Sekarang dengan masuknya STY, skenario berubah menjadi tanpa kompromi, tanpa iseng-iseng."

"Harus sungguh-sungguh, harus tempur, dan harus serius,” imbuhnya.

Dalam pandangan Jaino, masalah kedisiplinan, pola pikir, dan mental pemain telah menggerogoti pemain Indonesia sejak lama.

Itulah penyebab utama timnas Indonesia kalah bersaing saat mengikuti ajang-ajang internasional.

Baca: Timnas Indonesia U-19 Mulai Alami Peningkatan yang Jelas, Eksperimen Shin Tae-yong Dinilai Positif

Dia pun yakin bahwa satu-satunya obat adalah pelatih yang tegas dan berpendirian seperti sosok Shin Tae-yong. 

“Dari dulu saya yakin jika ada pelatih yang berani membawa perubahan drastis dalam hal kedisiplinan dan sikap, sepak bola kita akan berubah. Talenta sudah ada,” ucap pelatih berusia 40 tahun itu.

“Mental perang, mental menerima tekanan dulu lemah, yang sekarang sudah diubah sama STY.”

“Itulah kuncinya, disiplin, dedikasi dan tujuan. Yang tidak sanggup mengikuti pola dia (Shin Tae-yong) dicoret biar tahu diri. Memang harus begitu,” pungkasnya.

Selain itu, Shin Tae-yong juga pelatih yang sangat keras menerapkan pola makan ketat atlet bagi anak asuhnya di Timnas Indonesia U-19.

Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer