Berduka Pasca-Insiden Teror, Emmanuel Macron: Kita Harus Berdiri Bersama sebagai Warga Negara

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer, berbicara di depan sebuah sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, 30 km barat laut Paris, pada 16 Oktober 2020, setelah seorang guru dipenggal oleh penyerang gegara membawa karikatur Nabi Muhammad

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron angkat bicara menyusul akan diadakannya aksi solidaritas mengenang guru sejarah yang tewas dibunuh setelah membawa karikatur Nabi Muhammad di kelasnya, di College du Bois d'Aulne, di kota Conflans-Sainte-Honorine, Paris, Prancis.

Macron menyebut serangan tersebut adalah ciri serangan terosis ISIS.

Pria 42 tahun ini menyebut bahwa apa yang dilakukan korban merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Seperti diketahui, penghormatan untuk korban akan digelar pada Rabu depan (21/10/2020), mengutip BBC, Minggu (18/10/2020).

Korban bernama Samuel Patty (47) dipenggal kepalanya oleh pelaku lantaran membawa karikatur Nabi Muhammad.

Diwartakan sebelumnya oleh TribunnewsWiki.com, setelah kejadian, Macron sempat mengunjungi sekolah tersebut dan berbicara dengan para guru.

"Salah satu rekan kami dibunuh hari ini karena dia mengajar. Kita harus berdiri bersama sebagai warga negara,” kata Macron, sebagaimana dikutip dari United Press International.

Baca: Prancis Gelar Aksi Solidaritas Pasca-tewasnya Guru Sejarah yang Bawa Karikatur Nabi Muhammad

ILUSTRASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengenakan masker, mengunjungi laboratorium pengembangan industri di pabrik vaksin pembuat obat Sanofi Pasteur di Marcy-l'Etoile, dekat Lyon, pada 16 Juni 2020. (GONZALO FUENTES / POOL / AFP)

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Senin 19 Oktober 2020: Waspada Cuaca Esktrem di Banjarmasin dan Bandung

Pelaku telah ditembak mati polisi menyusul penangkapannya.

Aksi Damai

Aksi damai akan digelar di Prancis untuk menyerukan hak kebebasan berbicara setelah insiden pembunuhan terhadap seorang guru.

Kegiatan ini turut memberi penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis yang dibunuh oleh seorang pria lantaran membawa karikatur Nabi Muhammad di kelasnya di College du Bois d'Aulne, di kota Conflans-Sainte-Honorine, Paris, Prancis.

Korban Samuel Patty tewas dengan luka penggal di kepala.

Pelaku merupakan pengungsi asal Chechnya kelahiran Moskow berusia 18 tahun yang telah ditembak mati polisi.

Demonstrasi ini diproyeksikan akan memenuhi jalanan Paris dan kota-kota besar lainnya termasuk Lyon, Toulouse, Strasbourg, Nantes, Marseille, Lille, dan Bordeaux, pada Minggu sore, (18/10/2020).

Baca: Menang Derby Della Madonnina dan 4 Kemenangan Beruntun: AC Milan Rasakan Puncak Klasemen Liga Italia

FOTO: Seorang wanita melihat karangan bunga di pintu masuk sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine, 30 km barat laut Paris, pada 17 Oktober 2020, setelah tewasnya seorang guru dipenggal oleh penyerang lantaran membawa karikatur Nabi Muhammad (BERTRAND GUAY / AFP)

Baca: 4 Drama Korea Bertema Sains tentang Perjalanan Waktu dan Dunia Paralel, Pecinta Drakor Wajib Nonton!

Para pemimpin politik dan organisasi serikat pekerja akan hadir dalam acara tersebut.

Sementara itu, kasus pembunuhan ini sedang dalam tahap penyelidikan.

Otoritas yang berwenang mengatakan telah menahan terduga pelaku lainnya setelah insiden tersebut.

Jaksa anti-teror Prancis, Jean Francois Ricard mengatakan aparat telah membuka kasus ini yang diduga sebagai serangan terorisme.

Setidaknya empat orang yang diamankan merupakan kerabat terdekat dari pelaku penyerangan.

Baca: Telanjur Sampai Tenggorokan, Gadis Ini Mual Tahu Ada Puluhan Belatung di Pizza yang Dikunyahnya

FOTO: Orang-orang berdiri di depan bunga dan lilin di samping plakat bertuliskan 'Saya seorang guru, saya Samuel' di pintu masuk sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine, 30 km barat laut Paris, pada 17 Oktober 2020, setelah seorang guru dipenggal lantaran membawa karikatur Nabi Muhammad dalam kelasnya. (BERTRAND GUAY / AFP)

Baca: Banjir Bandang dan Tanah Longsor Terjang Vietnam; 64 Warga Tewas, 12 Tentara Hilang

Diketahui mereka mendapat izin tinggal di Prancis selama 10 tahun yang berstatus sebagai pengungsi.

Halaman
12


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer