Hal itu disampaikan oleh Polda Metro Jaya pada Rabu (14/10/2020).
Ambulans yang tak mau berhenti saat dihadang polisi tersebut disinyalir sebagai modus baru para perusuh.
Selain untuk mengantar logistik untuk para pendemo, ambulans juga digunakan untuk menyimpan batu.
”Semua masih kita dalami. Tetapi memang dropping makanannya ada. Ada kendaraan-kendaraan yang sudah kita deteksi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.
"Ini modus baru lagi sekarang, ada yang menggunakan ambulans yang bebas bergerak, ada juga kendaraan pribadi sudah kita deteksi semua, kita dalami," ucap Yusri.
Yusri menjelaskan, kendaraan pribadi hingga ambulans itu tidak hanya menyiapkan makanan bagi para pendemo.
Sejumlah kendaraan bahkan terlihat mempersiapkan alat seperti batu untuk massa rusuh saat demonstrasi kemarin.
Baca: Viral Ambulans Ditembaki Polisi di Menteng, Diduga Digunakan untuk Membawa Batu
Baca: Fakta Penembakan Ambulans oleh Polisi Saat Demo Tolak Omnibus Law, Kabur Saat Diperiksa
"Mereka menyiapkan makanan semuanya. Bahkan ada indikasi menyiapkan alat-alat batu untuk demonstrasi, pelemparan-pelemparan," ujar Yusri.
Salah satu ambulans yang terindikasi membawa batu dan logistik untuk pedemo itu ditemukan di daerah Menteng, Jakarta Pusat.
Bahkan video penangkapan ambulans itu sempat viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 23 detik itu terlihat sebuah mobil ambulans yang berada di lokasi unjuk rasa penolakan UU Ciptaker ditembaki oleh anggota polisi dengan menggunakan gas air mata.
Ambulans itu tampak berjalan mundur dengan pintu depan dan pintu belakang terbuka.
Tak mau diberhentikan oleh polisi, Ambulans tersebut juga terus melaju menghindari tembakan gas air mata.
”Ada dugaan ambulans tersebut bukan untuk kesehatan, tapi untuk mengirim logistik dan indikasi batu untuk para pedemo," kata Yusri.
Ia menjelaskan, penangkapan ambulans itu bermula ketika polisi memeriksa tiga rangkaian kendaraan yang melintas di lokasi itu, yakni sepeda motor dan dua ambulans.
Saat dilakukan razia, dua rangkaian awal, mulai sepeda motor hingga ambulans pertama berhenti dan bersedia diperiksa oleh petugas.
Namun ambulans yang berada pada rangkaian terakhir mencoba melarikan diri saat hendak diperiksa.
"Rangkaian ketiga, yakni satu ambulans, pada saat diberhentikan mencoba melarikan diri. Kita ketahui ada empat orang di ambulans itu dan coba melarikan diri dengan mundur dan nyaris menabrak petugas," terang Yusri.
Yusri menambahkan, ambulans tersebut dua kali memacu kecepatan tinggi untuk melarikan diri.