Polisi terus menembakkan gas air mata hingag berita ini ditulis.
Sementara mahasiswa kocar-kacir ke arah Monas, Jalan Juanda, hingga Patung Kuda.
Selain pasukan Brimob, polisi juga menggunakan mobil pengurai massa untuk memecah kerumunan.
Namun walau sudah ditembakan, batu dan beling tetap saja dilemparkan oleh massa.
Bentrokan yang semula pecah di belakang Istana Merdeka, kini bergeser ke arah Jalan Suryo Pranoto.
Di sepanjang jalan itu massa dipukul mundur dengan tembakan gas air mata oleh petugas.
Sedangkan polisi di baris paling depan mulai merangsek ke arah massa dengan menggunakan tameng.
Baca: Viral Situs DPR RI Diretas, Berubah Nama Jadi Dewan Penghianat Rakyat, Kini Situs Tak Bisa Diakses
Walau demikian, massa masih saja melempari petugas dengan batu dan beling.
Kalimat-kalimat kasar tak ketinggalan dilontarkan massa untuk memprovokasi.
Setelah bentrok sekitar 1 jam, massa ramai-ramai menghampiri polisi tanpa perlawanan.
Massa tampak menyalami para polisi, tak sedikit pula yang memeluk aparat.
Ketika menghampiri polisi, sejumlah anggota massa demonstrasi berteriak ke arah kamera Kompas TV.
"Kami cuma pengin ngomong, dengar!" seru salah satu dari pengunjuk rasa.
"Musuh kita bukan polisi!" sahut yang lain.
"Polisi mengayomi, bukan nembak!" seru salah satu lagi.
Beberapa anggota massa berteriak sambil bernyanyi "mari pulang, marilah pulang", namun beberapa lainnya bertahan di lokasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Bentrokan Massa Aksi dan Aparat di Harmoni yang Berujung Pelukan Damai...