Tim juga menemukan bahwa susu panas kurang efektif.
Memanaskan susu hingga 90C selama 10 menit menonaktifkan protein air dadih dan menyebabkan tingkat perlindungan terhadap Covid-19 turun hingga di bawah 20%.
ASI juga mampu menghilangkan virus di berbagai jenis sel.
Para ilmuwan tidak menemukan tanda bahaya yang disebabkan oleh susu tersebut.
“Penting untuk mengidentifikasi faktor kunci untuk pengembangan obat antivirus lebih lanjut,” mereka
menyimpulkan.
Sebuah hasil riset lainnya membuktikan bahwa jika dibandingkan orang dewasa, anak-anak dan mereka yang yang masih muda punya kemungkinan jauh lebih kecil mengalami kasus Covid-19 yang parah.
Selain itu, kematian akibat Covid-19 di antara anak-anak sangat jarang.
Dilansir dari Reuters, (29/8/2020), hal ini didasarkan pada hasil riset di Inggris yang diterbitkan pada Kamis, (27/8/2020)
Penelitian tentang pasien Covid-19 yang dirawat di 138 rumah sakit di Inggris menemukan bahwa anak-anak menyumbang kurang dari 1% dari jumlah pasien.
Dari jumlah kurang 1% tersebut, semua anak-anak yang meninggal (enam orang) karena infeksi corona sebelumnya sudah menderita penyakit serius atau mengalami masalah kesehatan
"Kami cukup yakin bahwa Covid-19 sendiri tidak membahayakan anak-anak dalam skala yang signifikan," kata Malcolm Semple, profesor kedokteran wabah dan kesehatan anak di Universitas Liverpool, Inggris, yang turut memimpin penelitian itu, dikutip dari Reuters.
Baca: Sebut Anak-Anak Hampir Kebal dari Virus Corona, Postingan Donald Trump di Facebook Ditarik
"Pesan terpentingnya adalah [pada anak-anak yang terkena Covid-19] penyakit parah jarang terjadi dan kematian sangat jarang, dan [orang tua] mereka harus ditenangkan bahwa anak-anak mereka tidak secara langsung dicelakakan bila kembali ke sekolah," kata dia.
Data global mengenai penyebaran pandemi virus corona menunjukkan bahwa anak-anak dan orang yang masih muda hanya menyumbang 1-2% jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Mayoritas infeksi yang dilaporkan terjadi pada anak-anak ringan atau tanpa gejala, dengan catatan kematian rendah.
Dalam studi ini, yang diterbitkan di jurnal kedokteran BMJ, tim Semple melihat data dari 651 bayi dan anak-anak di bawah 19 tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 antara 17 Januari dan 3 Juli 2020.
Baca: Terkonfirmasi, Pria Hong Kong Kembali Terinfeksi Virus Corona Setelah Sembuh, Strain-nya Berbeda
Para peneliti mengatakan enam anak yang meninggal semuanya memiliki "komorbiditas besar".
Angka kematian ini "sangat rendah" jika dibandingkan dengan angka kematian sebesar 27% dari pasien Covid-19 di semua kelompok usia (0-106 tahun) yang dirawat di rumah sakit.
Meski umumnya risiko anak-anak mengalami Covid-19 parah dapat dikatakan "kecil", penelit mengatakan anak-anak dari etnis kulit hitam dan mereka yang mengalami obesitas terpengaruh secara tidak proporsional, seperti ditemukan dalam studi sebelumnya pada orang dewasa.
Studi itu menunjukkan anak-anak bisa memiliki serangkaian gejala, termasuk sakit tenggorokan, mual, muntah, sakit perut, diare, dan ruam bersamaan dengan gejala Covid-19 seperti demam, sesak napas, batuk.
(tribunnewswiki.com/tyo/hr)