Hal ini dikatakan oleh Kasi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto.
Pengeboran sumber air, kata Sinung, memunculkan semburan air setinggi 50 meter.
Dalam semburan air itu juga terdengar suara gemuruh dari dalam tanah dan tercium bau gas hidrokarbon.
"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," katanya dikutip dari Kompas.
Menyikapi padamnya api abadi tersebut, Sinung mengatakan ada solusi yang bisa dilakukan. Namun, perlu dilakukan kajian teknis yang lebih matang.
Baca: Kronologi Pendaki Hilang di Gunung Guntur selama 31 Jam dan Ditemukan Lemas di Dekat Sumber Air
Salah satunya adalah mencari sumber gas baru yang berada di dekat lokasi.
Sinung mengatakan padamnya api abadi secara total baru kali ini terjadi dalam sejarah.
Pada tahun 1996 memang diketahui sempat redup akibat debit gasnya berkurang. Hanya saja, setelah dilakukan pengeboran, semburan gasnya kembali stabil.
"Setelah dibor ternyata keluar gasnya, intensitas nyala api kembali berkobar. Di tahun itu tidak sampai padam, padam total baru terjadi kali ini," kata Sinung.
Api Abadi Mrapen yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini diketahui mulai padam pada Jumat (25/9/2020).
Kepala Desa Manggarmas Ahmad Mufid mengatakan memang ada aktivitas pengeboran sumber air yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi api pada 12 September 2020
"Sebelumnya pada tanggal 12 September 2020 ada aktivitas pengeboran pencarian sumber mata air di dekat lokasi api abadi ini," katanya, Jumat (2/10/2020), dikutip dari Kompas.
Api Abadi Mrapen kerap dijadikan sumber api obor dalam acara olahraga, baik nasional maupun internasional.
Di antaranya, pesta olahraga internasional Ganefo tahun 1963, PON tahun 1996, dan lainnya.
Baca: Selamat Hari Olahraga Nasional, Intip Kilas Balik PON Pertama di Indonesia
Selain itu, api tersebut juga dijadikan untuk kebutuhan upacara saat Hari Raya Waisak.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada Dinas ESDM Jateng mengecek sekaligus penanganan terkait penyebab padamnya Api Abadi Mrapen.
"Saya minta ESDM untuk ngecek, apakah ada sesuatu. Apakah karena cadangan sumber daya yang ada di dalamnya habis, atau karena pengaruh eksploitasi dari kanan kirinya. Kita lagi minta dilakukan pengecekan," kata Ganjar, Jumat (2/10/2020).
Dia menduga matinya api abadi Mrapen bisa disebabkan karena faktor alam berakibat sumber gas yang ada di dalamnya habis.
Baca: Ridwan Kamil dan Ganjar Jadi Kepala Daerah Terbaik Tangani Covid-19 menurut Survei Charta Politika