Berpenduduk 1,3 miliar jiwa, India saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia, tepat di belakang Amerika Serikat (AS).
Namun, jumlah infeksi corona bisa jauh lebih banyak, menurut survei serologi terbaru, yakni studi pengujian darah untuk mengetahui keberadaan antibodi tertentu agar dapat memperkirakan jumlah penduduk yang sudah pernah melawan virus.
"Kesimpulan utama dari survei-sero ini adalah satu dari 15 individu yang berumur di atas 10 tahun telah terpapar SARs-CoV-2 per Agustus," kata Direktur Jenderal Dewan Penelitian Kedokteran India, Balram Bhargava, pada konferensi pers Kementerian Kesehatan India, dikutip dari Channel News Asia.
Baca: Balas Serangan Joe Biden, Donald Trump Pertanyakan Data Covid-19 India
Bhargava mengatakan bukti adanya paparan virus corona lebih banyak ditemukan pada penduduk yang tinggal di daerah kumuh perkotaan (15,6 persen) dan daerah perkotaan yang tidak kumuh (8,2 persen).
Sementara di daerah pedesaan, hanya ada 4,4 persen penduduk yang memiliki antibodi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan.
Ada lebih dari 29.000 penduduk di 21 negara bagian yang diuji darahnya pada pertengahan Agustus hingga pertengahan September tahun ini.
Angka ini merupakan lonjakan tajam karena hasil sero pertama pada Mei lalu menunjukkan ada sekitar 0,73 persen (6 juta) penduduk dewasa di India terinfeksi corona.
Studi antibodi lainnya yang dilakukan di Ibu Kota New Delhi dan pusat keuangan, Mumbai, menunjukkan jumlah infeksi besar daripada angka resmi.
Baca: Rekor Baru Dunia, Kasus Covid-19 Harian Tembus 307 Ribu, India Laporkan Kasus Baru Terbanyak
Namun, ilmuwan memperingatkan bahwa tes antibodi harus diperlakukan dengan hati-hati karena tes tersebut juga menangkap adanya paparan virus corona lain, bukan hanya virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.
India yang menjadi salah satu negara dengan dana sistem kesehatan paling sedikit telah secara bertahap menghentikan penguncian ketat yang diberlakukan pada akhir Mei lalu.
Meski jumlah infeksi melonjak, penguncian terpaksa dihentikan agar bisa membangkitkan kembali ekonomi yang terpuruk.
Total kasus Covid-19 di negara itu mencapai 6,2 juta setelah ada laporan tambahan 80.472 kasus pada Rabu, (30/9/2020).
Sementara itu, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 97.497.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertanyakan kredibilitas data kematian akibat Covid-19 di India.
Hal ini dilakukan Trump untuk menanggapai kritik yang dilontarkan lawannya, Joe Biden, pada debat capres AS.
Dikutip dari Channel News Asia, Biden menyalahkan Trump atas kematian akibat Covid-19 di AS yang menembus angka 200.000 jiwa dan jumlah infeksi yang melebihi 7 juta kasus.
"Ketika kamu berbicara mengenai jumlah, kamu tidak tahu berapa orang yang meninggal di China, kamu tidak tahu berapa yang meninggal di Russia, kamu tidak tahu berapa yang meninggal di India," kata Trump pada debat di Cleveland, (29/9/2020).
"Mereka tidak benar-benar memberimu hitungan yang jujur," katanya.