Sementara NATO dan AS meminta kedua negara untuk kembali ke meja perundingan.
Duta Besar Armenia untuk Rusia melaporkan, sebanyak 4.000 petempur sipil asal Suriah, dikerahkan Turki untuk membantu pasukan Azerbaijan.
Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan sesudah Uni Soviet bubar tahun 1991.
Mereka memerdekakan diri dan mendirikan Republik Artsakh.
Pemerintah Baku menolak pemisahan ini, dan menyatakan Nagorno-Karabakh tetap bagian tak terpisahkan dari Azerbaijan.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Iran-Irak Dimulai, Senjata Kimia Digunakan secara Besar-besaran
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim pasukan mereka telah merebut setidaknya 7 desa, yang terletak di dekat perbatasan Iran.
Pasukan Azerbaijan secara aktif menembaki posisi pasukan Armenia dan wilayah yang dikuasai oleh mereka, termasuk Stepanakert, ibu kota Republik Nagorno-Karabakh atau Republik Artsakh.
Hal membedakan pada konflik kali ini, Turki secara terbuka melibatkan diri membela Azeri atau Azerbaijan. Tak hanya politis, secara militer Presiden Erdogan mengirimkan tentara dan milisi.
Ratusan hingga ribuan petempur sipil didatangkan dari Turki dan Suriah.
Mereka anggota kelompok proksi sipil Turki di Suriah.
Orang-orang sejenis juga dikirimkan Turki untuk bertempur di Libya, mendukung pemerintahan GNA Faisal Saraj di Tripoli.
Rekaman video yang dipublikasikan situs Southfront.org, namun belum diverifikasi, menunjukkan konvoi puluhan truk membawa petempur asal Suriah di Azerbaijan.
Campur tangan Turki di Azerbaijan, dan usahanya melawan Armenia ini mengingatkan isu genosida warga Armenia oleh penguasan Turki pada masa lalu.
Baca: Turki Ternyata Punya Pasukan Bayangan untuk Tempur, Bersiap Perang jika Diperintah Erdogan
Konflik di Nagorno-Karabakh atau Arzakh, kini menjadi perang proksi yang dimensi geopolitiknya sulit dilepaskan dari perimbangan kekuatan di Timur Tengah.
Israel ikut melibatkan diri secara tidak langsung, karena berusaha memanfaatkan Azerbaijan untuk memonitor Iran, musuh besar Zionis.
Sejumlah drone produksi Israel, dipakai Azerbaijan untuk mengawasi Armenia. Beberapa di antaranya telah ditembak jatuh pasukan Republik Arzakh.
Lantas, jika perang terus berkepanjangan siapakah yang akan memenangkan pertempuran? Siapakah diantara Armenia dan Azerbaijan yang punya kekuatan militer lebih unggul?
Berikut perbandingan kekuatan kedua negara berdasarkan situs armedforce.eu.