9 Kota/Kabupaten di Daerah Pantai Selatan Jawa Ini Disebut Akan Terdampak Potensi Tsunami 20 Meter

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bencana tsunami - Sembilan kabupaten/kota ini disebut terdampak potensi tsunami 20 meter yang terjang Pantai Selatan Jawa.

"Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Subduksi Banda. Subduksi Lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi Lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua," terangnya.

"Saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar," ujarnya.

Daryono mengatakan, sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.

Baca: Bangkalan Diguncang Gempa Berkekuatan 6,3 Magnitudo, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Suasana Simpang Lima Banda Aceh saat diterjang tsunami Minggu 26 Desember 2004 (SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI) (SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI)

Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru gempa kecil yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar.

Selanjutnya, terkait potensi tsunami di Pantai Selatan Jawa, Daryono mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu takut dan cemas.

Pasalnya, tsunami selatan Jawa pernah terjadi di antara tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006.

"Selain data tersebut, hasil penelitian paleotsunami juga mengonfirmasi adanya jejak tsunami yang berulang terjadi di selatan Jawa di masa lalu. Seringnya zona selatan Jawa dilanda gempa dan tsunami adalah risiko yang harus dihadapi oleh masyarakat yang tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng tektonik," kata dia.

"Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, inilah risiko yang harus dihadapi. Apakah dengan kita hidup berdekatan dengan zona megathrust lantas kita selalu dicekam rasa cemas dan takut?. Tidak perlu, karena dengan mewujudkan upaya mitigasi yang kongkrit maka kita dapat meminimalkan risiko, sehingga kita masih dapat hidup aman dan nyaman di daerah rawan bencana," ujarnya.

(Tribunnewswiki/TribunnewsBogor)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer