Keduanya bentrok dengan menggunakan artileri berat, Senin pagi, (28/9/2020).
Menteri Pertahanan Azerbaijan menyatakan pasukan Armenia telah menembaki kota Terter.
Diketahui setidaknya 15 orang meninggal dunia atas konflik di Pegunungan Kaukasus ini.
Di tempat terpisah, Menteri Pertahanan Armenia, Zohrab Mnatsakanyan menyebut penting untuk mengusir tindakan agresi dari Azerbaijan.
Baca: Turki Pastikan Akan Bela Azerbaijan dalam Konflik Lawan Armenia di Nagorno-Karabakh
Baca: Konflik Armenia - Azerbaijan di Nagorno Karabakh, Amerika Serikat Minta Hentikan Permusuhan
Dipantau TribunnewsWiki.com melalui akun Twitter @MFAofArmenia, Mnatsakanyan bertekad melawan Azerbaijan demi kebebasan rakyat di Nagorno-Karabakh.
Meski Armenia berkomitmen untuk mengajukan resolusi damai, negara ini menyayangkan aksi Azerbaijan yang menyangkal kedaulatan serta pemerintahan Nagorno-Karabakh
"Kami tetap komitmen mengajukan resolusi damai atas konflik ini. Sayangnya, apa yang kami terima justru posisi Azerbaijan yang selalu menyangkal kedaulatan Nagorno-Karabakh dan orang-orang Armenia di dalamnya," twett Mnatsakanyan.
Sebaliknya, pihak Azerbaijan tetap kukuh pada pendekatan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menyebut Armenia melanggar norma dan prinsip hukum internasional, "khususnya hukum humaniter internasional (hukum kemanusiaan internasional) dan Konvensi Jenewa 1949," tertulis dalam laporan Kemenlu.
Azerbaijan menuduh Armenia sengaja menyasar menyasar penduduk dan sejumlah infrastruktur Azerbaijan.
"Kami ada dalam langkah yang tepat. Tujuan kami benar. Kami akan menang. Karabakh adalah milik kami. Karabakh adalah milik Azerbaijan", kata Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev.
Konflik yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh mendapat respons dari sejumlah negara di dunia.
Komentar internasional ini datang dari berbagai pihak yang sebagian besar menginginkan agar terjadinya perdamaian antar-kedua negara yang merupakan musuh bebuyutan di Pegunungan Kaukus ini.
Respons pertama datang dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Ia mangatakan "sangat prihatin" atas konflik kedua negara tersebut.
Gutteres meminta meminta kedua belah pihak untuk segera menghentikan pertempuran.
Baca: Pertahankan Wilayah Nagorno-Karabakh, Presiden Azerbaijan Iham Aliyev: Tujuan Kami Benar!
Baca: Seruan PM Nikol Pashinyan untuk Warga Armenia: Bersiaplah Mempertahankan Tanah Air Kita!
Kedua datang dari Prancis yang mempunyai komunitas di Armenia.
Prancis mendorong agar kedua negara ini segera melakukan genjatan senjata.