Lembaga Australia Sebut China Telah Menghancurkan Ribuan Masjid di Xinjiang

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Progres pembangunan kamp interniran di Xinjiang, China, antara tahun 2017 hingga 2019.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah lembaga think tank (wadah pemikir) Australia pada Jumat, (25/9/2020), mengatakan pihak berwenang China telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang.

Hal itu disebutkan dalam laporan terakhir mengenai pelanggaran hak asasi manusia di Xinnjiang.

Kelompok hak asasi mengatakan ada lebih dari 1 juta etnis Uighur dan etnis Muslim berbahasa Turki lainnya yang ditawan di kamp penahanan di wilayah barat laut tersebut.

Dilansir dari Channel News Asia, (25/9/2020), mereka ditekan agar menghentikan aktivitas tradisional dan keagamaan.

Ada sekitar 16.000 masjid yang telah dihancurkan atau dirusak, menurut laporan Australian Strategic Policy Institute (ASPI).

Jumlah ini didasarkan pada citra satelit yang mendokumentasikan ratusan situs yang disucikan dan pemodelan statistik.

Baca: Terkait Tenaga Kerja Paksa Uighur, DPR AS Loloskan RUU yang Melarang Impor Barang dari Xinjiang

Foto yang diambil pada 31 Mei 2019 ini memperlihatkan sebuah menara kawal di fasilitas berkeamanan tinggi dekat tempat yang dipercaya sebagai kamp re-edukasi yang menahan minoritas Uighur. Fasilitas ini berada di pinggiran Hotan, Xinjiang barat laut, China. Amerika Serikat pada 31 Juli 2020 menjatuhkan sanksi kepada organisasi paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur. (GREG BAKER / AFP)

Laporan itu menyebut mayoritas penghancuran terjadi dalam tiga tahun terakhir dan diperkirakan ada 8.500 masjid yang telah hancur sepenuhnya, dan ada lebih banyak kerusakan di luar pusat Kota Urumqi dan Kashgar.

Banyak masjid yang lolos dari penghancuran disingkirkan kubah dan menaranya, menurut laporan itu.

Diperkirakan ada kurang dari 15.500 masjid (utuh dan rusak) yang masih berdiri di Xinjiang.

Jika benar, jumlah tersebut menjadi jumlah masjid paling sedikit di Xinjiang sejak dekade pergolakan nasional yang dipicu oleh Revolusi Kebudayaan.

Sebaliknya, tidak ada satu pun gereja Kristen dan kuil Buddha, yang diteliti oleh lembaga itu, yang dirusak atau dihancurkan.

Baca: Para Aktivis Mengutuk Tindakan Genosida terhadap Minoritas Muslim Uighur di China

ASPI juga mengatakan hampir sepertiga situs suci Islam utama di Xinjiang, termasuk tempat suci, makam, dan tempat ziarah, telah dihancurkan.

Penyelidikan yang dilakukan AFP  tahun lalu mendapati puluhan makam di wilayah itu telah dihancurkan, membuat sisa-sisa kerangka manusia dan batu bata dari makam yang rusak tersebar ke seluruh tempat itu.

Foto ini diambil pada 11 September 2019 menunjukkan seorang pria mengendarai kendaraan di lingkungan etnis Uighur di Aksu, Xinjiang. Otoritas China melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dalam opersi menahan pertumbuhan populasi etnis minoritas di wilayah Xinjiang barat, menurut penelitian yang diterbitkan pada 29 Juni 2020. (HECTOR RETAMAL / AFP)

Namun, China menegaskan masyarakat Xinjiang menikamti kebebasan beragama secara penuh.

Bahkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada pekan lalu mengatakan ada sekitar 24.000 masjid di Xinjiang, jumlah masjid per orang yang "lebih tinggi daripada di banyak negara Muslim".

Baca: TERUNGKAP, China Telah Bangun 360 Kamp Interniran untuk Penahanan Jutaan Muslim Uighur

Para Aktivis Mengutuk Tindakan Genosida terhadap Minoritas Muslim Uighur

Puluhan kelompok aktivis pada Selasa, (15/9/2020), mengatakan kejahatan kemanusiaan dan genosida terhadap Muslim Uighur sedang terjadi di wilayah terpencil Xinjiang.

Dalam surat terbuka, mereka menyebut ada lebih dari 1 juta orang yang ditahan di kamp-kamp Xinjiang.

Dilansir dari Reuters, (15/9/2020), Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi tuduhan tersebut ketika dihubungi Reuters.

Berbeda dari tuduhan para aktivis, China mengatakan kamp tersebut digunakan untuk pendidikan vokasional dan pusat pelatihan.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer