Jika Kalah dalam Pilpres, Donald Trump Tak Bisa Jamin Bakal Serahkan Jabatan dengan Damai

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump tiba untuk rapat umum kampanye di Bandara Internasional Pittsburgh di Moon Township, Pennsylvania pada 22 September 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Donald Trump tak bisa jamin akan meletakkan jabatan dengan damai seandainya kalah dalam gelaran Pilpres 2020.

Pernyataan Trump itu langsung memicu kritikan.

Bahkan kritik tak hanya datang dari Demokrat, tapi juga Republik yang tak lain adalah partainya sendiri, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (24/9/2020).

"Yah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump. Ucapannya itu memantik sindiran dari rivalnya di Pilpres AS, Joe Biden.

Kepada media, Biden tak habis pikir dengan penolakan Donald Trump.

"Dengar, dia bahkan mengatakan sesuatu yang sangat irasional. Saya tak tahu harus menanggapi bagaimana," kata dia dikutip AFP Rabu (23/9/2020).

Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Atlantic Aviation pada 22 September 2020 di Moon Township, Pennsylvania. Trump memenangkan Pennsylvania dengan kurang dari satu persentase poin pada tahun 2016 dan saat ini bersaing ketat dengan calon dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden. (Jeff Swensen / Getty Images / AFP)

Baca: Donald Trump Dituding Lakukan Pelecehan Seksual, Dituduh Raba Punggung hingga Dada Mantan Model

Bahkan Mitt Romney, senator yang berasal dari Republik menyatakan, keraguan sang presiden pada konstitusi itu sendiri "sama sekali tak bisa diterima".

"Hal dasar dalam demokrasi adalah penyerahan kekuasaan secara damai. Tanpa itu, jadilah Belarus," jelas Romney yang kerap mengkritik Trump itu.

Presiden Trump menyampaikan ucapannya itu setelah mengeluhkan keadilan dalam pemilihan.

Dia sempat mengomentari rencana penggunaan mail-in-ballots dibanding in-person.

Meski semua kebijakan itu diambil demi mengurangi risiko penularan Covid-19.

"Kalian tahu, saya selama ini sangat mengeluhkan mengenai balot ini, yang jelas adalah bencana," kata dia dalam konferensi pers.

Presiden ke-45 AS itu sudah berulang kali mengeluh, mail-in ballots rawan kecurangan.

Baca: Trump Ejek Lagi Biden karena Pakai Masker: Apakah Dia Ingin Menutupi Operasi Plastik di Wajah Tuanya

Sebagai informasi, memang AS akan menyelenggarakan pilpres dengan pemungutan suara lewat pos.

Hingga kini, belum ada bukti pemanfaatan pos untuk pemilu bisa mendorong kecurangan.

Kendati demikian, Trump terus berupaya agar mekanisme Pilpres seperti itu dibatalkan.

"Singkirkan balotnya dan kalian akan mendapatkan, yah sejujurnya, keberlanjutan kekuasaan. Tidak akan ada serah terima," ujar dia.

Ajak Pendukung 'Coblos' Dua Kali

Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Atlantic Aviation pada 22 September 2020 di Moon Township, Pennsylvania. (Jeff Swensen / Getty Images / AFP)

Pernyataan Donald Trump sebelumnya tak kalah kontroversial.

Donald Trump mendesak para pendukung untuk 'menocblos' alias memberikan suara dua kali pada Pilpres AS 3 November mendatang.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer