Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bicara blak-blakan soal buruknya tata kelola di PT Pertamina (Persero).
Ahok mengaku geleng-geleng kepala dengan berbagai kebijakan direksi Pertamina, lantaran adanya keputusan bisnis yang sering kali tak masuk akal dalam kalkulasi bisnis.
Hal ini membuat Pertamina harus menanggung utang yang jumlahnya cukup besar.
Dirinya mencontohkan kebijakan manajemen Pertamina yang rajin mengakuisisi sumur minyak di luar negeri dan pembelian ladang minyak dilakukan dengan utang.
"Sudah ngutang 16 miliar dollar AS, tiap kali otaknya pinjam duit terus, saya sudah kesal ini. Pinjam duit terus, mau akuisisi terus," kata Ahok, dikutip dari tayangan yang diunggah akun YouTube POIN dan dilihat pada Rabu (16/9/2020).
Menurutnya, Pertamina sebaiknya fokus mengeksplorasi ladang minyak di dalam negeri.
"Saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas. Ngapain di luar negeri? Ini jangan-jangan ada komisi ini, beli-beli minyak ini," ucap Ahok.
Baca: Alasan Pertamina soal Rencana Penghapusan BBM Premium dan Pertalite, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
Contoh temuannya yang lain soal ketidakefisienan Pertamina yakni soal pembangunan kilang minyak.
Dirinya masih meminta penjelasan kenapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun.
Padahal, sudah ada beberapa investor yang serius patungan bisnis dengan Pertamina.
"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawarin kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit," ujar Ahok.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman buka suara perihal kritik yang disampaikan komisaris utamanya.
"Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan," jelas Fajriah lewat pesan singkatnya.
Baca: Rencana Penghapusan Bensin Premium dan Pertalite Kembali Dibahas, Dirut Pertamina Buka Suara
Ia berujar, kritik yang disampaikan Ahok juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif.
"Upaya Direksi Pertamina untuk menjalankan Perusahaan sesuai prosedur, menjadi lebih transparan dan profesional telah konsisten nyata dilakukan, melalui penerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) oleh Pertamina dan Groupnya, kerja sama dengan PPATK dan juga institusi penegak hukum, serta pendampingan dengan KPK," terang dia.
Fajriah memastikan, hubungan antara direksi dan komisaris Pertamina masih terjaga dengan baik. Manajemen dan komisaris senantiasa bekerja sama untuk terus melakukan perbaikan perusahaan dan mendukung program-program pemerintah.
"Koordinasi dan komunikasi dengan komisaris dan juga stakeholder terkait terus kami jalankan, agar semua terinfokan dengan baik apa yang sedang dijalankan oleh Pertamina," ungkap Fajriah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahok Bongkar "Aib" Pertamina, Stafsus Erick Thohir: Itu Urusan Internal" dan "Emosi Ahok soal Utang Pertamina: Otaknya Pinjam Duit Terus"