11. Hermono. Dubes LBBP RI untuk Malaysia, berkedudukan di Kuala Lumpur
12. Suryopratomo. Dubes LBBP RI untuk Republik Singapura, berkedudukan di Singapura
13. Hildi Hamid. Dubes LBBP RI untuk Republik Azerbaijan, berkedudukan di Baku
14. Wisnu Edi Pratignyo. Dubes LBBP RI untuk Republik Namibia merangkap Republik Angola, berkedudukan di Windhoek
15. Mayerfas. Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCW, berkedudukan di Den Haag
16. Andri Hadi. Dubes LBBP RI untuk Kerajaan Belgia merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, berkedudukan di Brussel
Baca: Menlu Retno Panggil Dubes China Untuk Jelaskan Soal Perlakuan Buruk Warganya Pada ABK Indonesia
17. Herry Sudrajat. Dubes LBBP RI untuk Republik Mozambique merangkap Republik Malawi, berkedudukan di Maputo
18. Denny Abdi. Dubes LBBP RI untuk Republik Sosialis Vietnam, berkedudukan di Hanoi
19. Mohamad Irzan Djohan. Dubes LBBP RI untuk Kesultanan Oman, merangkap Republik Yaman, berkedudukan di Muscat
20. Agung Kurniadi. Dubes LBBP RI untuk Ekuador, berkedudukan di Quito
Seusai dilantik, Lutfi menjabarkan dua prioritas utamanya sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di AS.
Pertama memastikan AS memperpanjang persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia.
Kedua, memulai pembicaraan untuk negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas atau limited trade deal dengan AS.
“Saya akan mendorong dan memastikan persetujuan GSP diperpanjang. Lalu, memulai pembicaraan negosiasi daripada limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di nol persenkan tanpa melalui kongres. Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas,” kata Lutfi melalui siaran media, Jakarta, Senin (14/9/2020).
Saat ini, Indonesia berada pada urutan ketiga negara yang banyak memanfaatkan fasilitas GSP AS.
Ada sedikitnya 14,9 persen ekspor Indonesia ke AS yang memanfaatkan fasilitas tersebut.
Baca: Setelah Temui Mahfud MD, Dubes Iran Rencanakan Kunjungi Menhan Prabowo, Bahas Kerja Sama Pertahanan
Kini, Indonesia masih menunggu hasil review pemerintah AS melalui United States Representiative (USTR) atas pemberian fasilitas GSP tersebut.
Setelah menjabat, Lutfi memastikan diplomasi ekonomi akan semakin kuat depannya, terutama dalam hal investasi dan kegiatan ekspor dan impor.
“Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan AS mengetahui jika Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi,” ungkapnya.