Setelah Diungkap oleh Jurnalis, Donald Trump Akhirnya Mengaku Sengaja Meremehkan Bahaya Covid-19

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YUMA, AZ - 18 AGUSTUS: Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum kampanye di The Defense Contractor Complex pada 18 Agustus 2020 di Yuma, Arizona. Trump mengecam calon calon dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden karena bersikap lunak terhadap imigrasi ilegal ketika Demokrat mengadakan konvensi mereka minggu ini dari jarak jauh dari Milwaukee. Ratusan orang mengantre dalam suhu 104 derajat untuk melihat presiden, banyak yang tanpa topeng atau menjaga jarak dari yang lain, menurut laporan yang diterbitkan. Ukuran kerumunan di dalam hanggar terbatas untuk mengangguk pada pandemi yang sedang berlangsung yang telah melanda Kabupaten Yuma dengan sangat keras. Sandy Huffaker / Getty Images / AFP

"Saya jelas tak ingin membawa negara ini dalam kegilaan dan ketakutan," papar Trump dilansir AFP.

"Kami tidak ingin orang-orang berlarian dan berteriak 'lihat ini, lihat ini'. Kepemimpinan harus ditunjukkan dan panik adalah hal terakhir yang muncul," lanjutnya.

Dia kemudian menuding Woodward "sudah menjalankan tugasnya dengan baik" dan mengaku tidak akan membacanya karena tak punya waktu.

Meski begitu, Rage jelas bakal jadi amunisi bagi Demokrat untuk menuduh sang presiden gagal bersikap yang diperlukan untuk mengentaskan wabah.

"Dia tahu sendiri bahwa virus corona ini berbahaya," ujar Joe Biden, kandidat presiden Demokrat dalam kampanyenya di Michigan.

Biden menuding bahwa calon rivalnya tersebut sudah berbohong kepada rakyat AS. Secara sadar sang presiden disebut telah menipu publik.

"Itu memuakkan. Pikirkan apa yang sudah dibuatnya," jelas Biden kepada CNN, seraya menyatakan perilakunya "nyaris setara kriminal".

Sikap Trump anggap enteng Covid-19

Presiden Amerika Serikat (AS) secara sengaja memandang enteng dan mengabaikan pandemi virus corona, Covid-19, padahal ia sudah mengetahuinya sejak Februari 2020.

Dalam sebuah rekaman wawancara eksklusif jurnalis senior AS, Bob Woodward, yang dilakukan awal Februari 2020, Trump secara pribadi mengatakan virus corona adalah hal yang mematikan dan tahu itu sangat menular.

Baca: Kian Sengit, Kamala Haris Pojokkan Donald Trump Soal Vaksin: Saya Tidak Akan Percaya Dia

Baca: Donald Trump: AS Siap Membantu Menyelesaikan Konflik Antara India dan China

Meski mengklaim telah terkendali akan tetapi Trump  kemudian berkata, " Saya suka mengecilkannya".

Donald Trump berbicara secara pribadi tentang sifat mematikan dari virus corona dalam wawancara yang direkam bahkan ketika dia secara terbuka meremehkan tingkat keparahan Covid-19 awal tahun ini.

Sebelum pandemi akan merenggut hampir 200.000 nyawa orang Amerika dan terus bertambah.

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam konferensi pers di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC, pada 12 Agustus 2020. (Nicholas Kamm / AFP)

Presiden berbagi penilaian tajamnya dengan Bob Woodward dari Washington Post dalam rekaman wawancara telepon pada bulan Februari, ketika virus itu menyebar dari China ke bagian lain dunia.

Dalam rekaman wawancara yang terungkap Rabu sore (9/9/2020) waktu AS,  Trump - yang secara teratur berbicara tentang penghinaannya terhadap banyak media 'berita palsu' - berbicara secara bebas dengan Woodward tentang pemikiran batinnya tentang virus dan percakapan pribadi dengan Kim Jong-un - meskipun telah menyebut buku Woodward sebelumnya sebagai 'penipu pada publik.'

Dikutip dari Dailymail.co.uk, Kamis (10/9/2020), Trump mengakui bahwa virus Covid-19 adalah hal mematikan.

'Ini adalah hal yang mematikan,' kata presiden kepada Woodward.

Bob Woodward adalah jurnalis senior yang lewat laporan investigasinya berhasil memaksa Presiden AS Richard Nixon mundur karena skandal Watergate.

"Anda hanya menghirup udara dan begitulah cara berlalu, '' kata Trump kepadanya dalam panggilan telepon 7 Februari.

"Dan itu sangat rumit. Itu sangat rumit. Itu juga lebih mematikan daripada flu beratmu."'

Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer