Neha mengatakan sang suami kerap beribadah di dekat tempatnya bekerja dan pada waktu yang diaturnya sendiri.
Namun, saat itu bos Faruk mengizinkannya selesai lebih awal, dan bisa mengunjungi masjid itu sekitar jam 1.
Saat insiden penembakan terjadi, Faruk dan teman-temannya berusaha kabur.
Ketika hendak melarikan diri, naas, peluru mengenai punggung Faruk.
Neha kaget melihat berita ada tiga orang warga Bangladesh yang terbunuh.
Dia ragu suaminya ada di antara tiga orang tersebut.
Baca: Cerita Alta Sacra Ditelepon Suaminya Terluka di Masjid Christchurch: Aku Kena Tembak, Aku Jatuh
"Nama Faruk ada di daftar yang terluka, aku tak tahu Faruk ini siapa, toh kupikir suamiku masih bekerja, aku tak sadar kalau ternyata dia pergi ke masjid," katanya.
Neha menelepon suaminya berulang-ulang, namun tak ada jawaban.
Awalnya, Neha diberitahu anggota keluarga bahwa Faruk terluka dan dia tidak bisa menelepon karena luka di tangannya.
Kemudian anggota keluarganya mengatakan, "Jangan terkejut, Faruk tak hidup lagi, dia sudah meninggal".
"Lalu mereka menampilkan foto Faruk di berita .. bagaimana ini bisa terjadi?"
"Pada awalnya aku tak percaya kalau dia mati sampai aku melihat tubuhnya dengan mata kepalaku sendiri ... Mereka mengirimi saya fotonya dari Selandia Baru, sambil berkata, 'apakah kamu percaya sekarang?"
Pada 27 Maret 2019, jenazah Faruk tiba di Bangladesh.
Neha dan keluarga menguburkan jasadnya di samping makam ayahnya di Bangladesh.
"Aku tak bisa menjelaskan bagaimana perasaan saya saat itu ... saya hamil ... saya terkejut", katanya di mimbar pengadilan.
Neha tiba di Selandia Baru pada 31 Maret 2019.
Dia datang untuk mengambil barang berharga suaminya dari rumahnya di Christchurch - tempat yang suatu saat seharusnya menjadi rumah mereka.
Neha bersedia tinggal di Selandia Baru dan melahirkan bayi kecilnya di negeri Kiwi pada 28 Agustus.
Dia tidak yakin tentang masa depannya tetapi berharap untuk tinggal di sini dan membesarkan Noor.
Ada banyak tekanan baginya untuk terus membiayai keluarga Faruk di Bangladesh - di mana dia adalah satu-satunya pencari nafkah.
Baca: Korban Penembakan di Christchurch, Farisha Razak Sebut Brenton Tarrant Pantas Menderita di Penjara