Klaim Hazem Mohammed Bertemu Brenton Tarrant di Masjid Al Noor Sebelum Insiden Christchurch

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Diambil pada 25 Agustus 2020, menunjukkan Hazem Mohammed memberikan pernyataan dampak korban dalam pada hari ketiga sidang vonis atas terdakwa Brenton Tarrant di Pengadilan Tinggi Christchurch.

Di depan pengadilan, Alta mengaku masih trauma atas peristiwa itu.

Atta Alayyan: Terorisme Itu Tidak Beragama

Mohammad Atta Ahmad Alayan, ayah Ata Elayyan yang terbunuh dalam serangan di dalam masjid, menceritakan dampak yang ia rasakan pasca-serangan di mimbar pengadilan tinggi Christchurch, Selandia Baru.

Di depan mimbar sidang, ia berbicara mengenang kejadian memilukan tersebut.

"Salamku untuk almarhum tercinta, semoga baik-baik saja di sana (akhirat)," katanya memulai pernyataan.

Pria yang memakai kopiah hitam ini sempat menyuruh putranya datang lebih awal ke masjid agar mereka bisa bertukar mobil.

"Hari itu kami mulai dengan indah," katanya.

Baca: Anaknya Tewas dalam Penembakkan Masjid di Selandia Baru, Maysoon Salama: Hatiku Hancur Jutaan Kali

"Saya begitu kesakitan ..sangat khawatir dengan putra saya, (saat itu) saya berdoa agar anak saya terlambat ke masjidnya,"

Namun, kenyataannya sang anak telah datang lebih awal sesuai perintah ayahnya.

"Saya tak menyangka bahwa ada pembantaian saat itu. Saya ingat sepenuhnya saat itu saya jatuh, berdarah hebat .. saya kena tembak dua peluru," imbuhnya.

FOTO: Mohammad Atta Ahmad Alayan (kanan) berbicara dampak yang ia rasakan atas serangan yang menewaskan 51 orang di masjid Selandia Baru oleh terdakwa Brenton Tarrant (kiri). (Kolase Foto AFP dan Christchurch High Court / Pool / New Zealand Herald)

Sang anak -yang punya nama hampir sama- Ata Ellayan (33) tewas di dalam masjid di tengah berlangsungnya ibadah salat Jumat.

"Penembakan itu (terpikirkan) olehku seolah-olah selamanya .. Saya terus berdoa kepada Allah 'Bunuh dia' katanya merujuk pada pelaku penembakan, Brenton Tarrant.

Diketahui saat insiden tersebut terjadi, ayah ini belum mendapat kabar tewasnya sang anak.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

"Selama tiga hari kami belum dapat kabar tentang Ata .. lalu datanglah kabar menyedihkan itu - Ata telah pergi," katanya sambil menangis.

Kedua lelaki ini terpisah saat di dalam masjid.

Baca: Berhasil Kabur dari Serangan di Masjid Selandia Baru, Abdiaziz Ali: Saya Melihat Banyak Orang Mati

FOTO: Para petugas kepolisian terlihat mengamankan Gedung Pengadilan Tinggi Christchurch saat sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Alayan jatuh ke tanah dengan luka tembak, tetapi masih selamat.

Alayan berterima kasih kepada staf rumah sakit atas pelayanan mereka.

Ia keluar dari rumah sakit dengan kursi roda.

Setelah cukup sehat, ia turut menyaksikan pemakaman anaknya.

Alayan juga menghadiri peringatan terjadinya insiden dan shalat Jumat seminggu setelah kejadian.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)
Halaman
1234


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer