Viral Foto Dubes China di Kiribati Berjalan Injak Punggung Anak-anak, Diperdebatkan di Media Sosial

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta besar China, Tang Songgen, terlihat melangkah pada punggung deretan warga yang masih anak-anak berbaring di tanah. Foto tersebut lantas menjadi perdebatan di media sosial.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah foto kontroversial viral di media sosial memperlihatkan Dubes China yang berjalan di atas punggung anak-anak.

Dalam foto yang beredar tersebut, Duta Besar (Dubes) China untuk Republik Kiribati nampak menginjak punggung penduduk setempat.

Foto tersebut lantas menjadi perdebatan di media sosial.

Dilansir oleh New Zealand Herald pada hari Rabu (19/8/2020), awalnya foto-foto tersebut diunggah oleh jurnalis Kiwi Michael Field di Twitter.

Setelah diunggah, ternyata banyak warganet yang berkomentar dan berdebat tentang foto itu.

Dalam cuitannya, terlihat foto duta besar China, Tang Songgen yang sedang mengunjungi Pulau Marakei beberapa hari lalu.

Baca: Taiwan Sebut China Berada di Balik Serangan Siber yang Menargetkan Instansi Pemerintah

Duta besar China, Tang Songgen, terlihat berjalan di atas punggung deretan warga yang masih anak-anak.

Sekumpulan anak-anak tersebut berbaring di tanah.

Sementara Dubes China berjalan di atasnya sembari memegang tangan dua wanita di kedua sisinya.

Menurut laporan, hal ini terjadi setelah Kiribati tiba-tiba mengalihkan aliansi diplomatiknya dari Taipei, Taiwan ke Beijing, China, September lalu.

Beralihnya aliansi diplomatik memicu perdebatan, serta meningkatnya pengaruh China di wilayah tersebut.

Komandan Constantine Panayiotou, salah satu atase pertahanan Amerika Serikat untuk lima Kepulauan Pasifik termasuk Kiribati, mengtweet hal terkait dengan foto yang jadi perdebatan.

"Saya tidak bisa membayangkan skenario apa pun di mana berjalan di punggung adalah perilaku yang dapat diterima oleh duta besar negara mana pun.

Namun di sini kami berterima kasih kepada duta besar China untuk Kiribati," tweetnya.

Namun, sebagian tidak mempermasalahkan gambar tersebut, mengatakan cara demikian adalah budaya yang tidak bisa disalahartikan.

Dr Katerina Teaiwa, profesor di Sekolah Tinggi Asia dan Pasifik Universitas Nasional Australia, mengatakan orang-orang menunjukkan rasa hormat dan keramahan dengan berbaring.

"Orang Marakei dapat menyambut para pejabat dengan cara apa pun yang mereka suka, mereka terkenal mengikuti banyak adat istiadat di negeri mereka.

"Setiap orang seharusnya tidak terlalu mempermasalahkannya. karena ini sebuah tradisi dan agar lebih menghormati keragaman cara Pasifik, penduduk pulau harus memiliki penentuan nasib sendiri secara budaya," katanya.

"Orang-orang Pasifik dapat menentukan sendiri adat istiadat mana yang perlu dijaga atau dibentuk kembali untuk zaman kita dan mana yang harus diubah jika dilakukan kekerasan, diskriminatif, dll.

"Saya selalu terkesan dengan bagaimana Kiribati terus menghormati roh abara (leluhur) tanah kami terlepas dari pemerintahan kolonial," jelasnya pada media New Zealand Herald.

Halaman
12


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer