Peristiwa menegangkan ini terjadi ketika Air Force One mendekati bandara di dekat Washington, Minggu (16/8/2020).
Padahal Presiden Donald Trump tengah berada dalam pesawat itu.
Diberitakan Kontan, kesaksian ini diungkap oleh sejumlah penumpang pesawat tersebut.
Melansir Bloomberg, alat yang berwarna kuning dan hitam berbentuk salib itu berada di sisi kanan pesawat.
Benda tersebut terlihat oleh beberapa penumpang di dalam pesawat sesaat sebelum pesawat mendarat pada pukul 17.54.
Meski demikian, pihak terkait belum memverifikasi informasi ini.
Fakta-fakta Air Force One
Baca: 20.000 Kali Bohong sejak Jadi Presiden, Trump Terdiam saat Ditanya Jurnalis soal Terbiasa Berbohong
“Gedung Putih yang Melayang” ini memerlukan biaya yang luar biasa besarnya, yaitu setara dengan Rp 8,7 triliun, itupun hanya untuk produksi awalnya saja.
Jika kejadian seperti 9/11 terjadi lagi, dan andaikata keadaan di gedung putih sudaa tidak lagi kondusif, Air Force One bisa digunakan presiden sebagai pusat komando berjalan.
Hanya 26 kru pesawat dan 70 penumpang yang bisa menaiki Air Force One agar semua mendapatkan tempat duduk, jika di total, 96 orang bisa di tampung oleh pesawat ini.
Badan pesawat dirancang untuk menahan ledakan nuklir dari darat, sehingga menjadikan Air Force One tempat perlindungan yang melayang, dari ledakan bom nuklir.
Baca: Melania Tertangkap Kamera Tepis Tangan Donald Trump saat Turun dari Air Force One
Air Force One seringkali didampingi oleh 747 “Doomsday Plane,” atau sebutan militernya, yaitu E-4B.
Hal ini bertujuan jika sewaktu-waktu terjadi perang nuklir, atau hal yang berpotensi membahayakan lainnya, maka presiden bisa pindah ke pesawat ini.
Pesawat 747 ini bisa terbang berhari-hari di angkasa, dan mempunyai kecepatan yang didesain untuk terbang lebih cepat dari radius ledakan nuklir.