Donald Trump mengatakan Selandia Baru sedang mengalami lonjakan tinggi kasus Covid-19.
Ardern kemudian membalas Trump dan menyebut apa yang dikatakan Trump "jelas salah".
Presiden tersebut memicu keributan di Selandia Baru ketika dirinya berkata kepada banyak orang di Minnesota bahwa Selandia Baru kini berada dalam cengkeraman "mengerikan" lonjakan kasus Covid-19, setelah sebelumnya berhasil memberantas penyakit itu.
Ada 13 tambahan kasus baru di Selandia Baru pada Selasa ini.
Dengan demikian, total kasus terkonfirmasi positif di negara itu menjadi 1.293 dan ada 22 orang yang meninggal.
Baca: Tak Ada Transmisi Lokal, Selandia Baru Pertimbangkan Kargo Impor sebagai Asal Klaster Baru Covid-19
Sementara itu, AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, yakni 5,2 juta dan ada 170.000 kematian akibat infeksi corona.
"Kalian lihat apa sedang terjadi di Selandia Baru?" kata Trump.
"Mereka mengalahkannya, mereka mengalahkannya, itu seperti di [berita] halaman depan, mereka mengalahkannya ... karena mereka ingin menunjukkan sesuatu kepadaku.
"Masalahnya adalah ... lonjakan tinggi di Selandia Baru, kalian tahu itu mengerikan ... Kita tak ingin seperti itu."
Perdana Menteri itu kemudian mengatakan sejumlah kecil kasus Covid-19 harian di Selandia Baru tidak dapat dibandingkan dengan kasus harian di AS yang mencapai puluhan ribu.
Baca: Rayakan Situasi Kembali Normal dari Pandemi Covid-19, Warga Wuhan Tumpah Ruah Berkumpul di Taman Air
"Saya pikir setiap orang mengikuti [berita] Covid-19 dan penularannya secara global akan dengan mudah melihat bahwa sembilan kasus dalam sehari di Selandia Baru tidak bisa dibandingkan dengan puluhan ribu kasus di AS, dan pada kenyataannya tidak dapat dibandingkan dengan kebanyakan negara di dunia," kata Ardern kepada wartawan.
"Jelas itu salah," kata dia membalas komentar Trump.
Dia juga berujar bahwa negaranya masih menjadi salah satu negara terbaik dalam merespons pandemi Covid-19.
Klaster baru Covid-19 muncul setelah Selandia Baru tidak melaporkan adanya infeksi baru dalam tiga bulan terakhir.
Dilansir dari Reuters, (12/8/2020), adanya empat anggota keluarga di Auckland yang terinfeksi membuat Perdana Menteri Jacinta Ardern kembali memberlakukan pembatasan ketat di kota itu.
Selain itu, pembatasan sosial juga diberlakukan di seluruh Selandia Baru.
Sumber penularan baru membingungkan para pejabat kesehatan.