Tak hanya TikTok, Donald Trump Pertimbangkan Larang Perusahaan China Lainnya, Alibaba Termasuk?

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI TikTok. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan melarang perusahaan China lainnya, selain TikTok.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (15/8/2020) mengatakan dirinya bisa memberi tekanan kepada perusahaan China lainnya, seperti Alibaba.

Sebelumnya, Donald Trump memberi tekanan kepada TikTok dan berupaya melarang penggunaannya.

Dilansir dari Reuters, (16/8/2020), Trump sempat ditanyai dalam konferensi pers tentang kemungkinan perusahaan China yang dia pertimbangkan untuk dilarang, misalnya Alibaba.

Dia mengatakan "ya" dan sedang melihat ke objek lainnya.

Trump sudah berjanji melarang TikTok dan memberi waktu 90 hari pada ByteDance untuk melepaskan seluruh kepemilikan saham TikTok di AS.

Hal tersebut diperintahkan Donald Trump pada Jumat (14/8/2020), seperti diberitakan Kontan.

Baca: Donald Trump Desak ByteDance Lepaskan Semua Saham TikTok di AS, Beri Waktu 90 Hari Buat Angkat Kaki

Ilustrasi perseteruan Amerika Serikat vs China terkait Tiktok. (BBC Indonesia via Kompas.com)

"Ada bukti kredibel yang membuat saya percaya bahwa ByteDance ... mungkin mengambil tindakan yang mengancam untuk merusak keamanan nasional Amerika Serikat," kata Trump dalam pernyataannya tersebut.

 Langkah Trump ini semakin menambah tekanan bagi ByteDance untuk segera melepaskan TikTok.

Dari segi hukum, kebijakan ini menunjukkan tindakan keras administrasi Donald Trump terhadap aplikasi sosial media yang berasal dari China.

Sebelumnya, Trump sempat mengeluarkan ultimatum agar ByteDance segera angkat kaki dari AS dalam 45 hari.

Namun, pihak ByteDance masih enggan menanggapi terkait berbagai aksi Donald Trump ini.

Baca: Investigasi Wall Street Journal Sebutkan TikTok ‘Curi’ Data Penggunanya, Amarah Trump Ternyata Benar

TikTok Dianggap Membahayakan Keamanan Nasional AS

Sebelumnya, para pejabat AS mengatakan TikTok bisa menimbulkan risiko nasional, seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (3/8/2020).

Pihak AS menilai demikian karena mereka khawatir soal keamanan data pengguna.

FOTO: Ilustrasi Pemblokiran TikTok (Unsplash: visuals / @visuals)

Menyusul isu tersebut, Trump mengatakan tengah berencana untuk melarang TikTok di AS, Jumat (31/7/2020).

Donald Trump juga sudah melakukan diskusi dengan CEO Microsoft Satya Nadella soal akusisi TikTok.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/8/2020), mereka mengatakan akan melanjutkan negosiasi untuk merebut aplikasi itu dari ByteDance.

 Targetnya, kesepakatan bisa tercapai sebelum 15 September.

Baca: TikTok Diblokir Trump dan Siap Dibeli Microsoft, Bill Gates Justru Khawatirkan Persaingan Tak Sehat

Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

Meski demikian Microsoft memberi garis bawah, belum tentu bisa mencapai kesepakatan dengan ByteDance.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer