Siap Diblokir Donald Trump di Amerika Serikat, Ini Pernyataan TikTok

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: Ilustrasi Pemblokiran TikTok

"Belum lagi alat untuk menyensor konten dari PKC (Partai Komunis China)," tambahnya.

Baca: Khawatirkan Keamanan, Donald Trump Beri Waktu 45 Hari pada ByteDance untuk Jual TikTok ke Microsoft

Tanggapan China

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Xinhua, Rabu (5/8), Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut Amerika Serikat "tidak memiliki hak" untuk mendirikan "Jaringan Bersih".

Ia menyebut tindakan Washington sebagai 'diskriminasi'.

"Siapa pun bisa melihat jelas bahwa tujuan AS adalah untuk melindungi posisi monopoli mereka dalam teknologi dan untuk merampas hak pembangunan yang semestinya (ada) di negara lain," kata Wang.

TikTok saat ini sedang berada pada tenggat waktu hingga 15 September untuk menjual aplikasinya ke Microsoft Corp (MSFT.O).

Baca: Negara Ini Berani Tolak Bantuan Dana dari China Rp 247 Triliun, Lebih Pilih Negara Tetangga

Ilustrasi perseteruan antara Amerika Serikat dan China. (Kompas.com)

Apabila ini tidak dilakukan maka aplikasi yang banyak digemari anak muda ini bersiap menghadapi pemblokiran.

Sebagai informasi, menjelang berlangsungnya Pemilu AS November 2020, hubungan AS-China berada pada titik terendah dalam beberapa dekade.

Tensi keduanya meningkat karena sejumlah sebab seperti: pandemi Covid-19, pembangunan militer China di Laut China Selatan, peningkatan kendali atas Hong Kong dan perlakuan terhadap Muslim Uighur, serta surplus perdagangan besar-besaran Beijing dan juga persaingan teknologi. 

Nasib TikTok di AS

Diwartakan sebelumnya. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi waktu kepada China untuk menegosiasikan penjualan TikTok pada Microsoft Corp.

Kabar ini disampaikan oleh dua sumber yang terlibat langsung dalam masalah itu pada kantor berita Reuters.

Sebelumnya, para pejabat AS mengatakan TikTok bisa menimbulkan risiko nasional, seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (3/8/2020).

Pihak AS menilai demikian karena mereka khawatir soal keamanan data pengguna.

Menyusul isu tersebut, Trump mengatakan tengah berencana untuk melarang TikTok di AS, Jumat (31/7/2020).

Donald Trump juga sudah melakukan diskusi dengan CEO Microsoft Satya Nadella soal akusisi TikTok.

Baca: Politikus Pendukung Trump yang Menentang Pemakaian Masker, Herman Cain Meninggal Akibat Covid-19

(FILES) Dalam file ini, foto yang diambil pada 25 Februari 2020, Chief Executive Officer Microsoft Corporation, Satya Nadella, memberi isyarat ketika ia berbicara di KTT Teknologi Masa Depan yang Diubah Masa Depan di Bangalore. Microsoft mengatakan pada 2 Agustus, pihaknya melanjutkan pembicaraan dengan aplikasi berbagi video milik TikTok milik China untuk membeli operasi di AS, menyusul pertemuan dengan Presiden Donald Trump. "Setelah percakapan antara CEO Microsoft Satya Nadella dan Presiden Donald J Trump, Microsoft siap untuk melanjutkan diskusi untuk mengeksplorasi pembelian TikTok di Amerika Serikat," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. (Manjunath Kiran / AFP)

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/8/2020), mereka mengatakan akan melanjutkan negosiasi untuk merebut aplikasi itu dari ByteDance.

Targetnya, kesepakatan bisa tercapai sebelum 15 September.

Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

Baca: Setelah Diboikot oleh Otoritas AS dan India, Pelarangan Menggunakan TikTok Kini Semakin Meluas 

Meski demikian Microsoft memberi garis bawah, belum tentu bisa mencapai kesepakatan dengan ByteDance.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer