"Belum lagi alat untuk menyensor konten dari PKC (Partai Komunis China)," tambahnya.
Baca: Khawatirkan Keamanan, Donald Trump Beri Waktu 45 Hari pada ByteDance untuk Jual TikTok ke Microsoft
Tanggapan China
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Xinhua, Rabu (5/8), Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut Amerika Serikat "tidak memiliki hak" untuk mendirikan "Jaringan Bersih".
Ia menyebut tindakan Washington sebagai 'diskriminasi'.
"Siapa pun bisa melihat jelas bahwa tujuan AS adalah untuk melindungi posisi monopoli mereka dalam teknologi dan untuk merampas hak pembangunan yang semestinya (ada) di negara lain," kata Wang.
TikTok saat ini sedang berada pada tenggat waktu hingga 15 September untuk menjual aplikasinya ke Microsoft Corp (MSFT.O).
Baca: Negara Ini Berani Tolak Bantuan Dana dari China Rp 247 Triliun, Lebih Pilih Negara Tetangga
Apabila ini tidak dilakukan maka aplikasi yang banyak digemari anak muda ini bersiap menghadapi pemblokiran.
Sebagai informasi, menjelang berlangsungnya Pemilu AS November 2020, hubungan AS-China berada pada titik terendah dalam beberapa dekade.
Tensi keduanya meningkat karena sejumlah sebab seperti: pandemi Covid-19, pembangunan militer China di Laut China Selatan, peningkatan kendali atas Hong Kong dan perlakuan terhadap Muslim Uighur, serta surplus perdagangan besar-besaran Beijing dan juga persaingan teknologi.
Diwartakan sebelumnya. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi waktu kepada China untuk menegosiasikan penjualan TikTok pada Microsoft Corp.
Kabar ini disampaikan oleh dua sumber yang terlibat langsung dalam masalah itu pada kantor berita Reuters.
Sebelumnya, para pejabat AS mengatakan TikTok bisa menimbulkan risiko nasional, seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (3/8/2020).
Pihak AS menilai demikian karena mereka khawatir soal keamanan data pengguna.
Menyusul isu tersebut, Trump mengatakan tengah berencana untuk melarang TikTok di AS, Jumat (31/7/2020).
Donald Trump juga sudah melakukan diskusi dengan CEO Microsoft Satya Nadella soal akusisi TikTok.
Baca: Politikus Pendukung Trump yang Menentang Pemakaian Masker, Herman Cain Meninggal Akibat Covid-19
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (2/8/2020), mereka mengatakan akan melanjutkan negosiasi untuk merebut aplikasi itu dari ByteDance.
Targetnya, kesepakatan bisa tercapai sebelum 15 September.
Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).
Baca: Setelah Diboikot oleh Otoritas AS dan India, Pelarangan Menggunakan TikTok Kini Semakin Meluas
Meski demikian Microsoft memberi garis bawah, belum tentu bisa mencapai kesepakatan dengan ByteDance.