Bocah Korban Penganiayaan Anak di Duren Sawit Kerap Dipaksa Kerja hingga Subuh & Dibiarkan Kelaparan

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lurah Pondok Kopi, Rasikin memberikan bantuan kepada korban penganiayaan RPP (12) di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (26/7/2020)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bocah berusia 12 tahun korban penganiayaan oleh ayah kandung di Duren Sawit, Jakarta Timur mengungkapkan keinginannya untuk kembali bersekolah.

Bocah berinisial RPP mengalami penganiayaan dan direkam oleh keluarganya sendiri yang tak tega melihat perlakuan biadab Abdul saat menyiksa RPP pada Rabu (22/7/2020) malam.

Video tersebut viral hingga tak lama berselang, jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur mengamankan Abdul di kediamannya pada Kamis (23/7/2020) dini hari tadi.

Ditemui TribunJakarta.com, tante RPP, Linda Sari menyampaikan sikap buruk yang kerap kali diterima keponakannya itu.

Rupanya selain dianiaya, RPP kerap kali ditinggal pergi jalan-jalan oleh orangtuanya.

"Kalau Abdul, ibu (Rohmah), sama anak kandung ibunya pergi jalan-jalan korban ini enggak pernah diajak. Pernah pas mereka pergi korban dikunciin, akhirnya tidur di tempat nenek," beber Linda Sari.

Baca: Setelah Menuduh Pemulung Menculik, Kini Gita Mandasari Malah Laporkan Nenek Irawati Penganiayaan

Baca: Bela Putrinya yang Dikatai Juling oleh Tetangga, Seorang Ibu Tewas Dianiaya Menggunakan Balok Kayu

Lebih lanjut, Linda Sari menuturkan sikap Abdul dan istrinya yang memaksa anak bekerja.

Abdul Mihrab (40) bersama istri sirinya Ade Rohmah Widyaningsih kerap kali membangunkan RPP pukul 08.00 WIB lalu membawa putri kandung itu ke rumah bosnya untuk bekerja.

Di sana, Rohmah meminta RPP membuang sampah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lain yang harusnya tak dikerjakan korban.

"Kalau ditegur alasannya untuk mendidik anak. Padahal anak kandungnya yang usia 10 tahun enggak disuruh kerja," ujar Linda Sari.

Linda menilai, tak seharusnya RPP yang sejak kecil tak pernah disekolahkan Abdul dieksploitasi demi meringankan pekerjaan Rohmah.

Pasalnya selain bekerja jadi asisten rumah tangga, Rohmah yang juga bekerja di tempat fotokopi kerap memanfaatkan tenaga RPP.

Acapkali Rohmah baru membawa pulang RPP pada subuh hari dalam keadaan lelah karena dipaksa bekerja dan kelaparan tak diberi makan.

Linda dan anggota keluarga lain menilai Rohmah yang hingga kini belum ditetapkan jadi tersangka menghasut Abdul agar menganiaya RPP.

Termasuk saat RPP yang tercatat warga Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit dianiaya pada Rabu (22/7/2020) oleh Abdul.

"Sebelum Abdul sama istri sirinya sekarang dia enggak pernah menyiksa anaknya. Tapi setelah sama istrinya sekarang sikapnya berubah drastis, sampai tega mukul," aku Linda Sari.

Baca: Ayah Kandung Aniaya Putrinya Hanya karena Masalah Jemuran, Seret 7 Meter & Pukul Wajah Hingga Lebam

Baca: Petugas Medis di Ambon Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19, APD Robek dan Wajah Bengkak

Ingin Bisa Sekolah Lagi

Tante RPP, Linda Sari (29) mengatakan keponakannya berharap bisa belajar sebagaimana anak-anak sebayanya yang bernasib lebih mujur.

"Dia ngomong 'Aku ingin kayak orang-orang, bisa sekolah. Jadi aku enggak main terus di rumah' begitu," kata Linda menirukan ucapan RPP di Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (25/7/2020).

Meski dikenal termasuk anak yang pintar, pendidikan terkahir putri kandung Abdul itu terhenti di tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD).

Halaman
123


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer