Kim Jong Un merayakannya dengan berziarah ke pemakaman para korban Perang Korea di Fatherland Liberation War Martyrs Cemetery.
Selain itu, Kim Jong Un juga memberikan penghargaan kepada para perwira tinggi militer Korea Utara.
Seperti yang diberitakan oleh Yonhap mengutip Korean Central News Agency (KCNA), penghargaan yang diberikan oleh Kim Jong Un tersebut berupa pistol.
"Penghormatan abadi pada para pembela tanah air (yang gugur) pada (Perang Korea) 1950-an," kata Kim Jong Un mengutip KCNA.
"(Mereka) telah memberikan warisan mental berharga untuk revolusi di tengah kobaran perang yang susah payah, (mereka) akan bersinar lama dalam sejarah," lanjut Kim Jong Un.
Baca: Beredar Rumor Miring Sumber Kekayaan Kim Jong Un yang Melimpah, Berasal dari Bisnis Gelap
Baca: Ingin Segerakan Perdamaian, Korsel Berharap Trump Bisa Berdialog dengan Kim Jong Un November Ini
Seperti yang dikatakan KCNA, pada Minggu (26/7/2020) sore Kim Jong Un juga mengadakan upacara khusus.
Upacara tersebut dilaksanakan di markas besar Komite Pusat Partai Buruh, partai yang berkuasa di Korea Utara.
Dalam kesempatan tersebut, Kim Jong Un memberikan pistol peringatan 'Paektusan' atau Gunung Paektu (Baekdu).
Pistol diberikan pada para perwira dan komandan militer Korea Utara.
Gunung Paektu adalah puncak tertinggi di Semenanjung Korea dan dianggap sebagai tempat kelahiran suci rakyat Korea.
Korea Utara mengklaim bahwa pendiri nasional, Kim Il Sung lah yang memimpin pasukan gerilya anti-Jepang di Gunung Paktu.
Aksi tersebut dianggap telah berhasil dalam memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintahan kolonial 1910-1945.
Selain peristiwa bersejarah itu, Gunung Paektu juga merupakan tempat dimana ayahanda Kim Jong Un, Kim Jong Il dilahirkan.
Oleh karena itulah, hingga saat ini keluarga Kim Jong Un memiliki julukan sebagai 'garis keturunan Paektu'.
"Perayaan ini adalah ekspresi dari kepercayaan dan harapan besar Partai terhadap para perwira komandan generasi baru," berikut narasi dari KCNA yang dikutip oleh Yonhap.
"Mereka-lah (perwira) yang akan membawa dan menyelesaikan perjuangan revolusioner Juche dengan memegang senjata revolusi dengan kuat," lanjut KCNA.
Juche merupakan ideologi Korea Utara dimana negara tersebut menjunjung tinggi kemandirian nasional.
Artinya, Korea Utara tidak akan bergantung pada negara lain untuk tetap hidup.
Kata dalam Bahasa Indonesia yang kerap digunakan untuk menggambarkan arti Juche adalah 'berdikari'.