Mengenal Sindrom Patah Hati yang Disebut Sebagai Gelaja Baru Covid-19 Serta Cara Mengatasinya

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah penelitian menyebut sindrom patah hati sebagai gejala baru Covid-19. (Foto: Pada 11 April 2020, Mathilde Dumont, seorang perawat berusia 27 tahun, terlihat kelelahan selama shift malam di unit perawatan intensif khusus untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Ixelles di Brussels, di tengah pandemi COVID-19).

Yah, pandemi COVID-19 telah membawa banyak tingkat stres dalam kehidupan orang-orang di seluruh negara dan dunia.

Semua orang tidak hanya mengkhawatirkan kondisi diri mereka sendiri atau keluarganya.

Mereka juga berhadapan dengan masalah ekonomi dan emosional, masalah sosial dan potensi kesepian dan isolasi.

"Stres dapat memiliki efek fisik pada tubuh dan hati kita, sebagaimana dibuktikan oleh semakin meningkatnya diagnosis stres kardiomiopati yang kita alami," tambah Kalra.

Temuan riset

Dalam riset ini, peneliti mengamati 1.656 pasien yang mengalami sindrom patah hati akut selama empat periode prapandemi, yakni Maret-April 2018, Januari-Februari 2019, Maret-April 2019 dan Januari-Februari 2020.

Setelah itu, peneliti membandingkan hasil analisis data dengan temuan yang mereka dapat usai menganalisis 258 pasien yang mengalami kondisi serupa di masa pandemi, yakni pada 1 Maret hingga 30 April 2020.

Dari hasil riset, terbukti adanya peningkatan stres kardiomiopati selama masa pandemi.

Data riset juga mencatat sekitar 7,8 persen pasien positif Covid-19 mengalami sindrom patah hati.

Padahal, tingkat stres kardiomiopati selama empat periode prandemik hanya antara 1,5 dan 1,8 persen, yakni antara lima hingga 12 pasien per periode.

Cara mengatasi

Menurut peneliti, cara terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan berfokus pada perawatan diri, terutama untuk pasien yang rentan terhadap tingkat stres.

"Meski pandemi terus berjalan, perawatan diri selama masa sulit ini sangat penting untuk kesehatan tubuh, khususnya jantung," kata ahli jantung Grant Reed.

Baca: Studi : 1 dari 10 Pasien Covid-19 yang Menderita Diabetes Meninggal dalam Waktu Sepekan

Baca: 5 Fakta Vaksin Covid-19 dari China yang Diuji Coba di Indonesia, Harga hingga Waktu Distribusi

Bagi mereka yang merasa diliputi stres, Grant Reed menyarankan untuk meminta bantuan ahli kesehatan mental.

“Olahraga, meditasi, dan terhubung dengan keluarga dan teman, sembari tetap melakukan protokol kesehatan dan physical distancing juga dapat membantu meredakan kecemasan," tambah Grant Reed.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/AMMY)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sindrom Patah Hati Jadi Gejala Baru Covid-19, Kok Bisa?"



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer