"Kalau berdasarkan intensitas waktu ya, potensi bahayanya itu jauh lebih rendah dibandingkan kalau memakai earphone bluetooth, itu pun kalau pakai Thermo Gun paling hanya 2 detik, kalau dia dalam sehari 20 kali melakukan pengecekan pakai Thermo Gun ya sekitar 20 detik." kata dr. Koko.
Senada dengan hal itu, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RS Cipto Mangunkusumo juga menegaskan hal yang sama.
dr. Ari menyampaikan, Thermo Gun sudah lolos uji kesehatan dan aman digunakan.
"Thermal gun sudah lulus uji kesehatan, jadi sudah diperhitungkan bahwa alat ini aman," kata dr. Ari, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Tak hanya itu, dr. Ari juga menyampaikan bahwa alat ini tidak akan berpengaruh pada sistem saraf dan retina karena tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X.
"Thermometer inframerah tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X. Dan karena itu, tidak mempengaruhi sistem saraf termasuk juga tidak merusak retina," jelasnya.
Baca: Penelitian di Prancis Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Lama dari Paparan Suhu Tinggi
Baca: Pertama di Dunia, Inilah Smartphone dengan Fitur Termometer Suhu Tubuh, Bisa Deteksi Covid-19?
Artikel ini telah tayang di Gridhealth.id dengan judul Thermo Gun yang Kini Jamak Ditodongkan ke Kepala Manusia Berisiko pada Struktur Otak, Cek Faktanya di Sini!