Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Kemudian ada puisi milik pujangga asal Solo ini yang berjudul Hujan Bulan Juni.
Dari keterangan Kemdikbud RI, puisi ini berdasarkan pengalaman masa muda saat berada di Yogyakarta dan Surakarta (Solo).
Juni-Juli merupakan masa libur mahasiswa.
Sapardi Djoko Damono selalu menjalani Juni yang kemarau dan kering dan tak pernah merasakan hujan di bulan-bulan itu.
Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono diterbitkan pada 1994.
Itu memuat sebanyak 102 puisi yang ditulis pada rentang waktu 1964-1994.
Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni bahkan sekarang ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing.
Inilah puisi Sapardi djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu