Presiden Donald Trump Berniat Melarang Ratusan Juta Orang China Masuk ke Amerika Serikat, Ada Apa?

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden China. Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Konflik antara China dan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut.

Meski belum ada gesekan langsung secara militer, kedua negara hingga kini saling menekan satu sama lain via berbagai jalur, baik secara politik, ekonomi dan urusan-urusan diplomatik.

Terbaru, Amerika Serikat mewacanakan untuk melarang anggota Partai Komunis China untuk menginjakkan kaki di negeri Paman Sam.

Pemerintahan Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan sedang meninjau proposal untuk melarang anggota Partai Komunis China bepergian ke Amerika Serikat.

Sebagai respons, China mengatakan Amerika Serikat disebut sama saja sedang memusuhi 1,4 miliar orang China jika mereka meneruskan rencana untuk melarang masuknya semua anggota Partai Komunis yang berkuasa di negara itu.

Langkah yang akan semakin memperparah hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. 

Baca: 8 Perusahaan Asing dari Korea Selatan hingga China Ini Siap Investasi di Indonesia

Baca: Terjadi Pergeseran Geopolitik, Nigeria dan India Diprediksi Bakal Jadi Saingan Utama AS dan China

Beijing juga menyebut AS menyedihkan dan konyol di tengah laporan semacam itu.

"Jika laporan itu benar, AS memilih untuk berdiri menentang 1,4 miliar penduduk China, yang berdiri menentang seperlima dari populasi dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

"Ini akan bertentangan dengan keinginan masyarakat di kedua negara dan melawan tren abad ke-21, dan sangat konyol," lanjut dia.

Anggota Politbiro China Yang Jiechi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan memimpin masing-masing pihak dalam pembicaraan tingkat tinggi di Hawaii. Foto: AFP (AFP)

Media AS, termasuk The New York Times dan The Wall Street Journal, melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk melarang perjalanan ke Amerika Serikat oleh semua anggota Partai Komunis dan keluarga mereka.

Reuters, mengutip sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa para pejabat senior AS yang membahas masalah tersebut telah mulai mengedarkan sebuah rancangan perintah presiden.

Tetapi pembahasannya masih pada tahap awal dan masalah tersebut belum dibawa ke hadapan Trump.

Larangan itu secara efektif akan menolak masuk hampir 92 juta anggota partai berusia 99 tahun tersebut ke Amerika Serikat.

Termasuk elit politik dan para pebisnis hingga masyarakat biasa.

Hua mengatakan, partai itu sangat melekat pada masyarakat China dan merupakan bagian integral dari kesuksesan bangsa Tiongkok.

“Kepemimpinan Partai Komunis adalah fitur dasar sosialisme dengan karakteristik China."

"Di bawah kepemimpinan Partai Komunis, rakyat China memenangkan kemerdekaan, kebebasan dan pembebasan,” katanya. 

WASHINGTON, DC - JULI 07: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan siswa, guru, dan administrator tentang cara membuka kembali sekolah dengan aman selama pandemi coronavirus baru di Ruang Timur di Gedung Putih pada 07 Juli 2020 di Washington, DC. Ketika jumlah kasus COVID-19 melonjak di seluruh negara bagian selatan seperti Florida, Texas, Louisiana, Carolina Selatan dan Arizona, Trump bergabung dengan para tamu dari seluruh negeri untuk membahas bagaimana cara bertanggung jawab kembali ke kelas. (Chip Somodevilla / Getty Images / AFP)

"Jalan sosialisme dengan karakteristik China tidak hanya membantu orang-orang China menyingkirkan kemiskinan, itu juga telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan umat manusia," tegasnya.

Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan akan memberlakukan larangan visa terhadap beberapa pejabat senior Partai Komunis China, termasuk anggota Politbiro, yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim di wilayah otonomi Xinjiang Uygur. 

PBB memperkirakan lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di kamp-kamp di sana untuk pendidikan ulang politik, tetapi Beijing mengklaim mereka adalah pusat pelatihan kejuruan yang bertujuan melawan ekstremisme agama.

Halaman
12


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer