Rekor Baru, Amerika Serikat Melaporkan Ada Tambahan 77.300 Kasus Covid-19 dalam Sehari

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amerika Serikat melaporkan ada tambahan lebih dari 77 ribu kasus Covid-19 dalam sehari. Foto: Sebuah billboard di Miami, Florida, Amerika Serikat, menggambarkan seorang tenaga medis tengah menyangga bola dunia, 14 Juli 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Amerika Serikat (AS)  melaporkan ada tambahan 77.300 kasus Covid-19 pada Kamis (16/7/2020).

Ini merupakan rekor tertinggi tambahan kasus Covid-19 di sebuah negara dalam sehari.

Dilansir dari The Guardian (17/7/2020), AS terus membuat rekor kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari belakangan.

Hingga saat ini, Jumat (17/7/2020), AS adalah negara yang terdampak pandemi virus corona paling parah.

Ada lebih dari 3,5 juta kasus Covid-19 dan 138 ribu kematian di Negara Paman Sam itu.

Meski kasus Covid-19 melonjak di AS, pemerintahan Donald Trump terus menganjurkan agar sekolah dibuka kembali.

Pada Kamis, sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, membela anjuran Trump untuk membuka sekolah, meski khawatir mengenai penyebaran virus corona di ruang kelas.

Sejumlah pejabat sekolah juga mengkhawatirkan siswa dan staf sekolah karena berpotensi tertular Covid-19 jika pengajaran tatap muka langsung kembali dilakukan.

Baca: Berada di Lift Hanya Selama 30 Detik, Wanita di China Tularkan Virus Corona ke 71 Orang

Baca: Beda Sikap soal Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi, Donald Trump Sebut Universitas Harvard Konyol

Ilustrasi virus corona (CDC) (CDC)

"Ilmu pengetahuan seharusnya tidak menghentikan ini," kata McEnany.

"Ilmu pengetahuan berada di pihak kita di sini." kata dia menambahkan.

Peneliti Australia temukan metode tes yang bisa mendeteksi Covid dalam 20 menit

Para peneliti di Monash University, Australia, telah menemukan sebuah tes yang dapat mendeteksi keberadaan infeksi virus corona dalam tubuh hanya dalam waktu 20 menit.

Dilansir dari Reuters (17/7/2020) tes ini menggunakan sampel darah dan mereka mengatakannya sebagai sebuah terobosan pertama di dunia.

Bahkan, kata para peneliti, tes ini juga dapat mengetahui apakah seseorang sudah pernah terinfeksi.

"Penerapan jangka pendek termasuk identifikasi kasus dan pelacakan kontak secara cepat untuk membatasi penyebaran virus, sementara skrining penduduk untuk menentukan jangkauan infeksi virus di masyarakat adalah kebutuhan jangka panjang," kata peneliti itu dalam hasil studi yang diterbikan di jurnal ACS Sensors, Jumat (17/7/2020), dikutip dari Reuters.

Tim dalam penelitian itu dipimpin oleh BioPRIA dan Departemen Teknik Kimia Monash University, termasuk para peneliti dari ARC Centre of Excellence di Convergent BioNano Science and Technology (CBNS).

Dalam tes itu, mereka menggunakan 25 mikroliter plasma dari sampel darah dan mencari aglutinasi atau gugus sel darah merah yang disebabkan oleh virus corona.

Baca: Benarkah Nyamuk Bisa Tularkan Virus Corona dari Satu Orang ke Orang Lain? Begini Jawaban Ahli

Baca: Tidak Tahun Ini, Vaksin Covid-19 Buatan Lokal Diprediksi Tersedia untuk Masyarakat pada Tahun 2022

Jika tes swab saat ini digunakan untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona, pengujian aglutinasi (analisis untuk mendeteksi keberadaan dan jumlah suatu substansi dalam darah) dapat juga menentukan apakah seseorang pernah terinfeksi (sudah sembuh).

Ratusan sampel, kata mereka, dapat dites setiap jam.

Mereka berharap tes itu juga dapat digunakan untuk mendeteksi kemunculan antibodi sebagai respons terhadap vaksinasi sehingga membantu uji klinis.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Berita Populer