Covid-19 telah membuat negara tersebut dalam situasi krisis dengan 1,8 juta lebih warganya terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, yang menjadi masalah lain bagi Brasil adalah tidak kompaknya antara Presiden Jair Bolsonaro dan pemerintah lokal daerah/kota.
Bolsonaro yang ironisnya saat ini menderita Covid-19 seringkali mengungkapkan kekecewaan terhadap pemerintah daerah atau kota di Brasil yang membatasi pergerakan masyarakat demi mencegah penularan Covid-19.
Contoh terbaru adalah situasi kacau terjadi di kota Brasilia, yang merupakan pusat penyebaran virus corona terbesar di negeri Samba tersebut.
Namun, pemerintah pusat pun tidak peduli untuk membatasi penyebaran Covid-19 di kota tersebut.
Baca: Positif Covid-19, Bintang Bollywood Amitabh Bachchan Ingatkan Orang yang Punya Riwayat Kontak
Baca: Kasus 1.280 Positif Covid-19 Secapa AD: Ditemukan Berawal dari Siswa Periksa Diri Akibat Sakit Bisul
Menurut Worldometers, Brasil masih menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Sementara, kota yang memiliki kasus terbanyak di Brasil ada di Brasilia, kota dengan penduduk terbesar, yaitu sekitar 3 juta.
Saat ini, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Brasilia lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain di Brasil.
Melansir pemberitaan Reuters pada Jumat (10/7/2020), per 100.000 orang di Brasilia ada 2.133 orang positif terinfeksi virus corona.
Menurut data statistik Kementerian Kesehatan, jumlah orang positif virus corona di Brasilia itu 2 kali lebih tinggi dibandingkan kota metropolitan lain seperti Sao Paulo maupun Rio de Janeiro.
Seorang perawat yang bekerja di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Utama Ceilandia, yang tidak ingin disebutkan namanya, menceritakan kepada Reuters kekacauan yang terjadi di tempat dia bekerja.
Perawat itu terlihat kelelahan setelah berkerja shift selama 12 jam. Ia mengaku kewalahan dalam menangani situasi pandemi yang terjadi di Brasilia.
"Ini kacau, seperti hidup di neraka. Kasus ini (pandemi virus corona) tidak berhenti meningkat," kata perawat tersebut.
Perawat tersebut mengatakan, tidak dapat mengungkapkan namanya karena takut apa yang diungkapkannya tentang situasi nyata yang terjadi di rumah sakit, dinilai ancaman bagi pemerintah.
Ia juga khawatir jika akan mendapatkan balasan oleh pejabat pemerintahan lokal.
Ia menyebutkan bahwa di rumah sakit tempatnya bekerja kekurangan dokter, perawat, dan ambulans untuk menangani setiap pasien di unit perawatan intensif (ICU).
Pakar Kesehatan Masyarakat yang juga Anggota Dewan Kesehatan Kota, Rubens Bias, mengatakan pandemi virus corona ini menyebar di Brasilia melalui transportasi umum yang digunakan masyarakat menuju tempat kerjanya.
Di transportasi publik itu masyarakat sering kali menghabiskan waktunya sekitar satu jam perjalanan.
"Pemilihan umum dan kepentingan ekonomi, lebih menjadi perhatian (pemerintah) untuk menghasilkan uang daripada menyelamatkan nyawa masyarakat," ujar Bias.