Kepala keamanan, Supardi mengungkapkan, korban ditemukan pertama kali oleh ibunya saat hendak berangkat kerja sekira pukul 08.00 WIB.
"Ibunya mau pamitan ke anaknya itu tapi kok gak ada (pintu tutupan)," katanya saat ditemui awak media di lokasi
Ibu korban yang curiga melihat keanehan dari pintu kamar korban yang terkunci dari dalam itu, sontak berteriak memanggil suaminya, yang berada di lantai dasar.
"Pak pak anakmu anakmu, gitu tadi, lalu ayahnya naik ke atas (lantai 2)," jelasnya.
Supardi mengatakan, ayah korban sempat berupaya memecah kaca kamar korban menggunakan palu, untuk memastikan kondisi anaknya.
Setelah berhasil memecah kaca kamar korban, ungkap Supardi, ternyata dia melihat anaknya dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi menggantung di bawah kusen pintu kamar.
"Ayahnya lari 'yok opo anakku' (bagaimana anakku) teriak minta bantuan warga tadi," pungkasnya.
Sekitar pukul 09.00 WIB petugas dari Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah tempat kejadian perkara, sebelum mengevakuasi tubuh korban.
Satu jam setelah itu, sekira pukul 10.15 WIB, jenazah korban kemudian dievakuasi ke dalam mobil ambulans, untuk dibawa ke kamar mayat RSU Dr Soetomo Surabaya.
Baca: Tak Lolos PPDB karena Umur, Komnas PA Sebut Ada Anak Sakit kemudian Meninggal Akibat Stress
Baca: Wanita Tewas Diduga Melompat dari Lantai 13 Hotel di Thamrin, Jenazah Sempat Tergeletak di Atap
Baca: Mahasiswi di Banda Aceh Tewas Gantung Diri, Tinggalkan Sepucuk Surat untuk Orangtuanya, Ini Isinya
Pemuda berinisial N (22) yang tewas gantung diri di dalam gudang lantai dua rumahnya di Siwalankerto, Surabaya, dikenal para tetangga sebagai sosok yang santun dan pendiam.
Informasinya N juga merupakan anak pertama dari pasangan suami istri (pasutri) pemilik usaha jasa cuci pakaian (laundry).
Kepala keamanan Supardi mengakui jikalau N selama ini dikenalnya sebagai pribadi yang pendiam.
Kendati begitu, N juga merupakan sosok yang baik dan santun.
"Pendiam, biasa, kalau keluar beli teh di tokoku, terus balik," ujarnya pada awak media di lokasi, Rabu (8/7/2020).
Korban terakhir kali berkomunikasi dengan kedua orangtuanya, sekira pukul 22.00 WIB, pada Selasa (7/7/2020).
Itupun sebelum korban pergi ke kamarnya, untuk tidur.
"Keluarganya saya tanya, malamnya ketemu biasa, jam 10 lihat TV bareng-bareng ya nggak apa-apa," tuturnya.
Masih berdasarkan keterangan orangtua korban, Supranoto meyakini, korban tidak memiliki permasalahan dengan siapapun.
Entah teman sepermainan, teman kuliah ataupun pacar.
"Enggak. Kata keluarganya enggak ada semua itu, orangnya pendiam," jelasnya.
Bahkan, ungkap Supranoto, korban juga dipastikan tidak memiliki riwayat penyakit akut apapun.