Masyarakat Dinilai Tak Paham Istilah New Normal, Pemerintah Ganti Jadi Kebiasaan Baru

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi new normal. Pemerintah akui salah menggunakan istilah New Normal dan diganti menjadi Kebiasaan Baru.

WHO dan para komunitas ilmiah, telah secara aktif mendiskusikan dan mengevaluasi apakah virus corona juga dapat menyebar melalui aerosol tanpa adanya prosedur yang menghasilkan aerosol, terutama dalam pengaturan ruangan dengan ventilasi yang buruk.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

Aliran udara yang dihembuskan telah menghasilkan hipotesis tentang kemungkinan mekanisme transmisi virus melalui aerosol.

Dalam hal ini manusia dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi, jika aerosol tersebut mengandung virus dalam jumlah yang cukup.

Pemerintah Diminta Terapkan PSBB

Anggota Komisis IX DPR RI Kurniasih Mufidayati merasa prihatin melihat angka kasus baru Covid-19.

Ditambah adanya penemuan bahwa virus corona dapat menular melalui udara.

Mufida meminta pemerintah kembali opsi pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Diminta Berlakukan PSBB Lagi dan Buat Protokol Kesehatan Baru

Baca: PSBB di Bekasi Diperpanjang Satu Bulan, Wali Kota Usulkan Nama PSBB Proporsional

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk membuat protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang baru.

"Perlu protokol pencegahan baru, karena WHO menyebut Covid-19 sudah bisa menular lewat udara. Protokol yang lama tentu harus berubah. Pemerintah perlu mengencangkan kembali aturan, sebab kebijakan pemerintah untuk pencegahan penularan ini semakin tidak jelas," kata Mufida dalam keterangan tertulis, Jumat (10/7/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Ia meminta pemerintah untuk memberikan fasilitas kesehatan untuk warga yang terindikasi Covid-19.

Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kinerja laboratorium dalam percepatan hasil tes Swab.

"Setelah kampanye new normal dengan hasil lonjakan kasus rata-rata naik lebih dari 1.000 per hari, semakin banyak ditemukan kasus Orang Tanpa Gejala, sehingga protokol kesehatan baru harus segera dibuat, disosialisasikan dan disiplin diterapkan dengan pengawasan ketat," ujar dia.

Mufida juga meminta masyarakat untuk tidak antusias dengan pemberlakuan New Normal.

Hal ini lantaran pandemi Covid-19 hingga saat ini belum berhasil dikendalikan.

(Tribunnewswiki/Afitria) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jubir Pemerintah Akui Diksi New Normal Salah, Ganti dengan Adaptasi Kebiasaan Baru



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer